Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Khusus Jokowi Bidang "Kepesantrenan" di Tahun Politik...

Kompas.com - 11/06/2018, 13:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu, mengangkat empat orang menjadi staf khusus presiden.

Total, jumlah staf khusus presiden menjadi berjumlah 11 orang. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan jumlah staf khusus presiden di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono periode 2012-2014, yakni berjumlah 13 orang.

Salah satu dari empat staf khusus presiden Jokowi itu adalah Abdul Ghofar Rozin, putra ulama kharismatik, KH Muhammad Achmad Sahal.

Kepada Kompas.com di sela kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, Gus Rozin, sapaan akrabnya, mengungkapkan bagaimana ia diangkat sebagai staf khusus presiden oleh Jokowi di tahun politik ini.

Ia bercerita, komunikasi dirinya dan Presiden Jokowi sebenarnya sudah dijalin sejak lama.

Baca juga: INFOGRAFIK: Para Staf Khusus Presiden...

"Sebetulnya sudah lama kami berkomunikasi. Sejak saya aktif di asosiasi pesantren NU di Jawa Tengah. Beberapa kali, ketika kumpulan pengasuh pondok pesantren di Jawa Tengah, saya pernah ikut dan memoderatori beliau. Jadi bukan hal baru," ujar Gus Rozin.

Komunikasi itu pun semakin intens ketika Gus Rozin berada di asosiasi pesantren pusat sehingga pada akhirnya ia bersedia diangkat sebagai staf khusus presiden.

Ia menyadari, kehadiran dirinya di lingkar kekuasaan tidak lepas dari isu negatif yang mendera Jokowi selama ini. Mulai dari isu Jokowi anggota PKI, Jokowi anti-Islam hingga isu Jokowi antek negara Tiongkok.

Apalagi, isu-isu tersebut beredar di kalangan pondok pesantren, lingkungan yang ia pahami seluk beluknya.

Presiden Jokowi dalam beberapa kali silaturahimnya ke pondok pesantren selalu meluruskan isu yang sudah menyerangnya sejak pemilihan presiden 2014 silam.

Baca juga: PKS Kritik Pengangkatan Empat Staf Khusus Jokowi

"Sudah saya jawab, tetapi setelah diteliti di survei, yang percaya itu masih lumayan. Jadi perlu saya tanggapi lagi," kata Jokowi usai menunaikan salat dzuhur di Masjid Nurul Muqqorobin, Kecamatan Patok Besi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (6/6/2018).

Berkaca pada sejumlah survei, memang demikian adanya. Survei Indikator Politik yang digelar 17 sampai 24 September 2017 misalnya. Dari 1.220 responden, 6 persen responden masih menganggap Jokowi anti-Islam dan 5,5 persen responden menganggap Jokowi memusuhi ulama.

Survei yang dilaksanakan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) 3 hingga 10 September 2017 juga menunjukkan demikian.

Halaman:


Terkini Lainnya

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com