Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munawir Aziz
Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, Penulis Sejumlah Buku

Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, menulis buku Bapak Tionghoa Nusantara: Gus Dur, Politik Minoritas dan Strategi Kebudayaan (Kompas, 2020) dan Melawan Antisemitisme (forthcoming, 2020).

Yerusalem, Manuver Trump, dan Strategi Indonesia

Kompas.com - 23/05/2018, 08:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pertama, Indonesia mengecam Pemerintah Amerika Serikat yang membuka kedubesnya di Jerusalem. Kedua, Langkah Amerika Serikat dinyatakan melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB, serta mengancam proses perdamaian dan bahkan perdamaian itu sendiri.

Ketiga, Indonesia mendesak Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB segera bersidang untuk mengambil sikap dan langkah yang tegas. Keempat, Indonesia mendorong negara-negara lain anggota PBB untuk tidak mengikuti langkah Amerika Serikat.

Kelima, pemerintah dan rakyat Indonesia, akan terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya.

Pada Desember 2017, Presiden Joko Widodo juga mengecam rencana Trump tentang status Jerusalem, dengan mengajak negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menentang langkah pemerintah Amerika Serikat.

Selain itu, pada agenda Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, yang diselenggarakan pada akhir 2017, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi juga mengupayakan langkah damai dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Baca juga: Jokowi: Indonesia Mengecam Pengakuan Sepihak AS atas Yerusalem

Tentu, langkah Jokowi dalam merespons isu Jerusalem dan konflik Israel-Palestina menjadi penting dalam kerangka diplomasi internasional. Terlebih lagi, pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla berusaha mengambil peran dalam diplomasi perdamaian di ranah internasional.

Karena itu, Pertemuan KTT Washatiyyah Islam di Bogor, Jawa Barat, pada akhir April 2018, juga menjadi momentum penting, yang bermakna untuk mengkampanyekan nilai-nilai keindonesiaan dan keagamaan dari Indonesia untuk dunia.

Meski begitu, penulis menganggap, perlu keseimbangan dalam diplomasi penyelesaian konflik Israel-Palestina. Tidak hanya memberi dukungan pada Palestina dengan simbol-simbol yang diusung wakil pemerintah, tetapi Pemerintah Indonesia juga perlu menggarap jalur-jalur diplomasi dan komunikasi dengan pemerintah Israel.

Pemerintah Indonesia jangan hanya bermain dalam simbol populisme Islam, tetapi juga perlu mencoba langkah-langkah strategis dalam pola diplomasi dengan Israel, sebagaimana yang dicoba Abdurrahman Wahid ketika menjadi presiden negeri ini.

Pada konteks ini, Presiden Jokowi barangkali perlu menggali kembali nilai-nilai diplomasi dari Gus Dur. Barangkali....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com