Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ikut #2019GantiPresiden, Partai Berkarya Bikin Gerakan #2019GantiLegislatif

Kompas.com - 21/05/2018, 15:08 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Berkarya belum bersikap terkait calon presiden yang akan didukung dalam Pemilu 2019 mendatang. Partai besutan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto ini juga belum tertarik untuk ikut gerakan tagar #2019GantiPresiden.

"Kami juga belum putuskan untuk mendukung siapapun. Kami masih menunggu siapa tahu muncul sosok pemimpin yang mampu selamatkan bangsa dari situasi pancaroba ini," kata Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/5/2018).

"Tokoh mumpuni yang diyakini bisa menjamin stabilitas keamanan dan sekaligus bisa membawa perbaikan ekonomi," tambah Priyo.

Baca juga: Ini Alasan Sudrajat-Ahmad Syaikhu Bawa Kaus #2019GantiPresiden di Debat Pilkada Jabar

Priyo mengatakan, saat ini Partai Berkarya lebih fokus untuk menghadapi pemenangan pemilu legislatif. Berkarya yang baru pertama kali ikut pemilu menargetkan bisa merebut 80 dari 560 kursi DPR RI.

"Karenanya tagar kami #2019GantiLegislatif," kata Priyo.

Priyo mengakui banyak orang yang memandang target Berkarya tersebut terlalu ambisius sebagai partai baru. Namun, ia mengklaim angka 80 kursi tersebut sudah berdasarkan kalkulasi yang matang.

"Kami tidak ingin hanya sekadar lolos dari lubang threshold 4 persen. Kami ingin menjadi partai pemenang pemilu 2019 atau paling tidak masuk 5 besar," kata dia.

Baca juga: Oesman Sapta Duga Ada Parpol Terlibat Deklarasi #2019GantiPresiden

Priyo mengaku sudah melihat tanda-tanda bakal ada perubahan peta politik yang dramatis pada pemilu 2019 ini. Ia lantas membandingkan dengan pemilu di Malaysia.

Barisan Nasional yang dipimpin petahana Najib Razak yang disokong partai-partai mapan telah rontok dikalahkan partai baru yang dipimpin tokoh lama Mahathir Mohammad.

"Efek bola saljunya sudah berasa dan akan segera berimbas disini," kata Priyo.

Kompas TV Debat pasangan calon pemimpin Jawa Barat kedua sempat diwarnai kericuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com