Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Bisa Ada Reformasi Lagi di Masa Depan

Kompas.com - 21/05/2018, 05:21 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono turut berkomentar mengenai peringatan 20 tahun reformasi yang jatuh pada Senin (21/5/2018) hari ini.

Lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat tersebut menyebut, bisa saja terjadi reformasi lagi di masa depan.

SBY memulai kicauannya dengan menyebut bahwa 2018 adalah tahun yang memiliki makna sejarah tinggi. Selain merupakan peringatan 20 tahun reformasi, tahun ini Indonesia juga memperingati genapnya 110 tahun Kebangkitan Nasional dan 90 tahun Sumpah Pemuda.

"Semangat Kebangkitan Nasional 1908, 110 th lalu - Menjadi bangsa yang merdeka & berdaulat. Bebas dari belenggu para penjajah. *SBY*," demikian kicauan SBY, Minggu (20/5/2018).

Baca juga: 20 Tahun Tragedi Trisakti, Apa yang Terjadi pada 12 Mei 1998 Itu?

Setelah 110 tahun dari momen kebangkitan nasional, SBY menilai generasi sekarang dan mendatang bertugas untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada abad ke-21.

Sementara itu, semangat Sumpah Pemuda 1928 adalah bersatunya pemuda-pemudi Indonesia di seluruh Tanah Air yang amat majemuk identitasnya. Oleh karena itu, SBY berpesan jangan sampai generasi sekarang kurang rukun dan kurang bersatu.

"Berdosa kita kepada para pendahulu. Malu pula kepada generasi mendatang," kata dia.

 

Adapun semangat dan agenda reformasi 1998, 20 tahun lalu, menurut SBY, adalah koreksi besar dan mendasar atas kehidupan bangsa yang kurang adil dan berimbang bagi rakyat.

Intinya, kata dia, kekuasaan tak boleh terlalu absolut agar kebebasan rakyat dan demokrasi hidup. Hukum harus tegak dan tak tebang pilih.

Baca juga: 20 Tahun Reformasi, Kisah Mahasiswa Kuasai Gedung DPR pada 18 Mei 1998

Ekonomi juga harus adil dan menyejahterakan seluruh rakyat. Sementara dalam politik praktis termasuk pemilu, negara termasuk TNI, Polri, dan BIN harus netral dan tak berpihak.

"Generasi sekarang & mendatang wajib jalankan & wujudkan amanah reformasi tsb. Kalau tidak, bisa ada reformasi lagi di masa depan. *SBY*," kicau SBY.

Menutup rangkaian twitnya, SBY berpesan agar jangan melupakan sejarah. Sebab, keledai tak tersandung batu yang sama.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bukan keledai dan ingat sejarahnya," tutur SBY.

Kompas TV Saat itu, BJ Habibie menggantikan Presiden ke-2 RI Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com