Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocornya Percakapan Saham yang Mengusik Menteri Rini dan Bos PLN

Kompas.com - 30/04/2018, 07:57 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Kompas TV Terkait beredarnya rekaman dirinya dengan Dirut PLN, Menteri BUMN Rini Soemarno akan menunut penyebar isi rekaman.

Keterusikan

Menanggapi hal itu, Rini menunjukkan keterusikannya. Ia berencana menuntut penyebar rekaman pembicaraan dirinya dengan Sofyan.

Rini menyebut, ada percakapan yang dipotong sedemikian rupa sehingga terkesan ada proyek meminta fee atau biaya. Ia menegaskan, tidak ada kepentingan pribadi terkait pembicaraan tersebut.

"Sebentar lagi saya akan masukkan tuntutan, bukan hanya atas nama (Kementerian) BUMN, melainkan juga pribadi," kata Rini seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (29/4/2017).

Baca juga: Komentar PDI-P soal Rekaman Bagi-bagi Saham Menteri BUMN-Dirut PLN

Sementara itu, Sofyan menegaskan bahwa perbincangannya dengan Rini bukanlah soal bagi-bagi saham pribadi.

Menurut dia, perbincangan terkait kepemilikan saham itu dalam konteks agar PLN bisa bekerja dengan efisien.

"Saya pikir, hal itu sangat lumrah dan tujuan utamanya bagaimana nanti PLN bisa bekerja lebih efisien," kata Sofyan.

Respons parpol hingga DPR

Gonjang-ganjing bocornya rekaman percakapan Rini dan Sofyan Basyir mendapatkan perhatian luas, tak terkecuali para petinggi partai politik.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengatakan, jika isi rekaman perbincangan Menteri Rini dengan Dirut PLN benar adanya, Rini melanggar apa yang diperintahkan Presiden Joko Widodo.

Kata Hasto, sejak awal pembentukan kabinet, Jokowi telah menyampaikan agar menteri-menterinya mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

"Ini pelanggaran dari perintah Pak Jokowi," kata Hasto di Basement Seasons City, Jakarta, Minggu (29/4/2018).

Sementara itu, DPR berencana memanggil Rini terkait percakapan saham dengan Sofyan Basyir.

Hanya saja, Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah mengatakan akan membahas lebih dulu perlu tidaknya Komisi VI memanggil Rini Soemarno ke DPR.

Penting untuk ketahui, Rini adalah menteri yang dicekal DPR untuk datang di Gedung Dewan sejak akhir 2015 lalu. Hal ini sebagai tindak lanjut rekomendasi Pansus Pelindo II.

Otomatis sejak Desember 2015, Rini tak pernah lagi menginjakkan kaki menghadiri rapat kerja dengan DPR. Posisinya kerap digantikan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang ditunjuk Presiden menggantikan peran Rini di DPR.

Jika Rini dipanggil dan hadir ke DPR untuk menjelaskan perihal rekaman percakapan saham dengan Sofyan, dipastikan ia akan menginjak lantai dingin gedung Dewan untuk pertama kalinya sejak Desember 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com