Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saat Jokowi Bukan Siapa-siapa Saja, Prabowo Tak Dapat Mengalahkannya"

Kompas.com - 12/04/2018, 11:59 WIB
Moh Nadlir,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Namun, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai, peluang Prabowo menang pada pilpres mendatang lebih kecil dibandingkan dengan Presiden Joko Widodo.

"Kalau melihat perkembangan data yang ada sampai sekarang, peluang Prabowo menang masih lebih kecil dibandingkan dengan Jokowi," ujar Djayadi melalui pesan singkatnya, Kamis (12/4/2018).

Menurut Dyajadi, pada Pilpres 2014 saja, Prabowo tak mampu mengalahkan Jokowi. Padahal, ketika itu Jokowi bukanlah siapa-siapa, kiprahnya hanya sebatas kepala daerah.

(Baca juga: Saat Prabowo Putuskan Kembali Jadi Capres...)

Saat itu, Jokowi merupakan Gubernur DKI Jakarta yang baru menjabat dua tahun. Sebelumnya, Jokowi dikenal sebagai Wali Kota Solo.

Sementara Prabowo merupakan pendiri Partai Gerindra. Mantan menantu Presiden Soeharto ini juga memiliki rekam jejak di militer, salah satunya sebagai Danjen Kopassus dan Panglima Kostrad.

"Dulu saja di (Pilpres) 2014, ketika Jokowi bukan siapa-siapa, Prabowo tidak dapat mengalahkannya," kata Djayadi.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo SubiantoKOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
Apalagi, kata Djayadi, dengan status Jokowi saat ini sebagai petahana dan dukungan sebagian besar partai politik di parlemen, jelas akan lebih susah mengalahkan Jokowi.

"Sekarang Jokowi bukan hanya petahana yang sudah dilihat masyarakat kinerjanya, melainkan juga didukung sebagian besar partai, termasuk partai di (Pilpres) 2014," katanya.

(Baca juga: Gerindra Beri Mandat Prabowo Maju sebagai Capres)

Sebelumnya, Partai Gerindra memberikan mandat kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.

Mandat tersebut diberikan Partai Gerindra kepada Prabowo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra di rumah Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Sebanyak 34 ketua dewan pimpinan daerah (DPD) tingkat provinsi dan 529 ketua dewan pimpinan cabang (DPC) tingkat kabupaten menginginkan Prabowo maju sebagai capres.

Demikian pula 2.785 anggota DPRD kabupaten atau kota dan 251 anggota DPRD tingkat provinsi serta 73 anggota DPR menginginkan Prabowo maju capres.

Atas dasar aspirasi tersebut, Gerindra secara resmi mencalonkan Prabowo sebagai capres.

Prabowo pun lantas menyatakan kesiapannya saat diberi mandat oleh partainya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2019.

Kompas TV Partai Gerindra resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com