Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikator Sepakat Tingkatkan Pendapatan Ojek "Online", Pengemudi Ngotot di Angka Rp 3.500

Kompas.com - 29/03/2018, 08:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Tetap menuntut minimal Rp 3.500

Ketua Solidaritas Driver Go-Jek Andreanes mengaku keberatan atas usulan Kemenhub mengenai tarif per kilometer yang dibayarkan aplikator ke pengemudi sebesar Rp 2.000. Para pengemudi tetap menuntut kenaikan tarif Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per kilometer.

"Sebab, angka itu pernah diberlakukan Go-Jek, ya. Namun, setelah itu, turun karena ada yang nurunin tarif dan terjadilah perang tarif sampai sekarang, di mana driver yang dirugikan," ujar Andreanes.

Di samping itu, perwakilan pengemudi ojek online yang berunjuk rasa dan diterima Presiden Joko Widodo, Rabu kemarin, merasa dipermainkan. Mereka berpikir akan dilibatkan dalam pertemuan antara menteri dan aplikator, nyatanya tidak.

Badai, salah satu pimpinan perkumpulan pengemudi online, mengatakan, saat Moeldoko rapat bersama Menhub, Menkominfo, dan pimpinan aplikator, enam perwakilan pengemudi ojek online menunggu di ruang tunggu tamu Istana Presiden. Namun, nyatanya mereka tidak diperkenankan masuk.

"Kemarin waktu kami bertemu Pak Jokowi, di situ Pak Jokowi yang bilang bahwa harus ada pertemuan hari ini antara tiga aplikator itu dengan kami semuanya ini. Kemarin, Pak Jokowi bilang, harus hari ini," ujar Badai.

"Kami sudah ngomong ke teman-teman driver semuanya bahwa kami akan bertemu dengan tiga aplikator ini untuk mediasi. Enggak tahunya enggak terjadi apa-apa. Sampai akhirnya mereka mengadakan rapat sendiri. Ada apa dengan Menhub dan tiga aplikator ini? Kami merasa dipermainkan," lanjutnya.

Kompas.com menginfirmasi keluhan pengemudi ojek online yang tidak dilibatkan dalam pertemuan kepada pihak Kantor Staf Presiden, tetapi tidak ada respons.

Kompas TV Mereka berdiskusi langsung dengan Presiden terkait tuntutan dan aspirasi para pengemudi ojek online.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com