Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Golkar Tepis Isu Tak Sedap soal Pergantian Wakil Ketua MPR

Kompas.com - 20/03/2018, 18:26 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menepis isu tak sedap terkait dipilihnya Titiek Soeharto sebagai pengganti Mahyudin di kursi Wakil Ketua MPR.

Isu itu antara lain soal lobi politik antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Titiek sampai dugaan bangkitnya politik Keluarga Cendana

"Ya enggaklah," ujarnya di Kantor DPP Golkar, Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (20/3/2018).

Ditanya lebih lanjut tentang dasar pemilihan anak ke-4 Presiden Soeharto itu, Lodewijk tidak bisa menjawab. Ia hanya mengatakan, ada banyak alasan mengganti Mahyudin tanpa menyebutkan satu pun alasannya.

(Baca juga: Titiek Soeharto: Saya Petugas Partai, Ikut Apa Kata Pimpinan Saja)

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, pergantian tersebut merupakan aspirasi dari sejumlah kader Partai Golkar yang menginginkan adanya keterwakilan perempuan di pimpinan MPR.

"Ini hanya pergantian biasa-biasa saja di dalam Partai Golkar, di samping memang ada aspirasi bahwa pimpinan MPR mesti ada perempuan juga," ujar Ace saat ditemui seusai rapat pleno di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (18/3/2018) malam.

 

Mahyudin merupakan kader Golkar yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua MPR. Adapun Titiek Soeharto sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar.

Sejak kemarin, Senin (19/3/2018), Golkar bergejolak setelah Mahyudin menolak mentah-mentah keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Minggu (18/3/2018) yang menunjuk Titiek Soeharto mengantikan dirinya.

Ia menduga alasan pergantian bukan untuk rotasi seperti yang disampaikan Airlangga, namun justru ada utang politik di balik keputusan itu.

(Baca juga: Menolak Diganti Dari Wakil Ketua MPR, Loyalitas Mahyudin Dipertanyakan)

Mahyudin mendengar rumor Airlangga sempat melobi Titiek agar tidak maju sebagai calon Ketua Umum Golkar saat Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Desember 2017. Sebagai gantinya, Titiek dijanjikan jabatan pimpinan MPR.

"Bahwa ada rumor (waktu munaslub) bergaining politik. Mbak Titiek (Siti Hediati Hariyadi) mau maju (jadi Ketua Umum Golkar). Airlangga pengennya aklamasi, supaya (Mbak Titiek) tidak maju, bargaining-nya begitu," kata dia.

Di Golkar, Titiek Soeharto dekat dengan tokoh-tokoh muda Golkar. Bahkan jelang Munaslub Desember lalu, Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) menilai ada nama lain yang juga dinilai sejajar dengan Airlangga dalam hal integritas.

Nama yang disebut GMPG adalah puteri Presiden ke-2 RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

Kompas TV Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menemui Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com