Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yuddy Chrisnandi
Dubes RI di Ukraina

Duta Besar RI untuk Ukraina

Catatan Pertemuan dengan BJ Habibie di Muenchen

Kompas.com - 12/03/2018, 18:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ingrid kepada saya, awal Januari lalu Pak Habibie merasakan ada yang kurang nyaman, semacam sesak napas.

Atas inisitiaf sendiri, Pak Habibie segera memeriksakan diri ke klinik tersebut. Setelah dicek dan dinyatakan tidak begitu mengkhawatirkan, akhirnya Pak Habibie pulang.

Diam-diam Ingrid mencoba mencari tahu lebih detail tentang keluhan Pak Habibie. Ingrid dengan intuisinya menyatakan, ada masalah pada katup jantung Pak Habibie sehingga tidak bekerja maksimal. Juga karena faktor usia.

Ingrid menyarankan agar Pak Habibie melakukan pemeriksaan kembali ke klinik tersebut. Namun, Ingrid berpesan kepada Pak Habibie, jika ditanya oleh dokter klinik kenapa datang lagi untuk periksa, agar tidak menyebut bahwa ini saran Ingrid. Maklum, Ingrid masih berstatus mahasiswi kedokteran.

Singkat cerita, Pak Habibie kembali berkunjung ke klinik tersebut untuk pemeriksaan kembali. Di situlah kemudian oleh dokter klinik ditemukan adanya pelemahan pada katup jantung dan penumpukan air pada paru-paru Pak Habibie yang terbilang serius.

Aksi cepat pengobatan dan tanggap dari klinik pun akhirnya membuat Pak Habibie merasa lebih baik hingga hari ini.

Dalam perbincangan yang hampir dua jam itu, Pak Habibie banyak berkisah kepada saya tentang gagasan transportasi udara Indonesia. Juga visi dirgantara Indonesia.

Yang membuat saya dan istri terharu adalah, meski dalam perawatan, Pak Habibie masih tetap menggebu-gebu dalam menyampaikan nasihat-nasihatnya.

Beliau mengatakan bahwa pembangunan di Indonesia harus berkesinambungan. Karya harus terus-menerus ditebarkan untuk rakyat.

"Yuddy, kamu masih muda, kamu bantu Presiden Jokowi, kamu itu kader saya," kata beliau.

Kepada istri saya pun, Pak Habibie berpesan agar menjaga suami terus menerus. "48 tahun Ibu Aniun mendampingi dan menjaga saya," tambah Pak Habibie.

Perbincangan saya dengan Pak Habibie, akhirnya kami sudahi saat tim dokter fisioterapi memasuki ruangan. Meski Pak Habibie masih tetap bersemangat berbincang, saya pun izin pamit.

Sebelumnya, saya tanya ke Ingrid yang menjaga Pak Habibie, apa yang biasanya dilakukan setelah selesai fisioterapi. Ingrid bilang, biasanya Pak Habibie istirahat tidur.

Sebelum menjabat erat tangannya, saya juga menyampaikan salam hormat dari Pak Jusuf Kalla. Saat akan meninggalkan Kiev, saya memang bertelepon langsung ke Wapres dan menyampaikan akan berkunjung ke Pak Habibie.

Sebagai Duta Besar, selain bersurat resmi, saya juga mengirim pesan singkat ke Ibu Menlu meminta izin akan bersilaturahim dengan Pak Habibie.

Baik Pak JK maupun Ibu Menlu, keduanya menitip salam doa kepada Pak Habibie agar kiranya segera pulih kembali.

"Ya, kemarin adiknya Pak JK, Halim Kalla, sudah juga ke sini ketemu saya," ujar Pak Habibie.

Di luar, udara Starnberg teramat bersahabat. Senang, bahagia muncul karena menyaksikan kesehatan tokoh bangsa itu semakin membaik.

Kami melangkah mengitari Starnberg Lake. Seekor angsa putih berenang bahagia menonton kami bertiga berjalan santai.

Kiev 12 Maret 2018

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com