JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Said Aqil Siroj Institute (SAS) Imdadun Rahmat mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk hati-hati dalam memilih sosok calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pilpres 2019.
Setidaknya, kata Imdadun, Jokowi harus mempertimbangkan tiga aspek.
"Tiga aspek itu yakni konsolidasi pemilih Muslim, penguatan sektor ekonomi, serta stabilitas politik dan keamanan," kata Imdadun dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/3/2018).
Berdasarkan tiga aspek tersebut, Imdadun menilai setidaknya ada lima nama yang tepat mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019. Pertama adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.
(Baca juga: Empat Kelompok Cawapres dan Harapan Penegakan Hukum untuk Jokowi)
Imdadun menilai Said Aqil adalah salah satu tokoh sentral pemersatu kekuatan Islam Moderat. Said Aqil dinilai sebagai salah satu pemikir Islam yang sangat berpengaruh di dunia.
"Portofolio keberpihakannya pada kepentingan umat tercatat dengan baik oleh publik. Ini akan menyempurnakan posisi Jokowi pada Pilpres 2019. Pasangan ini dapat dianggap paling komplementer," kata Imdadun.
Kedua, di kalangan santri dan ulama Nahdliyyin, juga ada nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. Dikenal sebagai tokoh muda Nahdliyyin, Cak Imin juga berpengalaman dalam politik dengan elektabilitas yang merangkak naik.
Ketiga, adalah sosok Ketua Umum Perindo Harry Tanoesoedibjo. Hary dinilai sebagai salah satu tokoh pebisnis yang juga memiliki pengaruh dalam ruang politik.
"Visi dan misi kebangsaan HT juga seiring dengan Revolusi Mental Pak Jokowi," ujar Imdadun.
Keempat adalah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Sebagai mantan Panglima TNI, sosok Moeldoko dianggap masih memiliki kharisma di mata publik. Moeldoko diyakkni bisa menunjukan kepiawaiannya dalam menjaga stabilitas politik.
Kelima, adalah sosok Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Imdadun menilai Sri Mulyani adalah sosok Menkeu yang mampu memaksimalkan penerimaan pajak negara.
Di samping itu, sosok Sri Mulyani mampu memberikan garansi positif kepada dunia investasi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Apalagi, ia belakangan baru meraih prestasi sebagai menteri keuangan terbaik dunia.
"SAS Institute menilai kelima nama ini adalah sosok yang layak untuk Pak Jokowi. Tentu penilaian kami berbasis kinerja dan popularitas. Di waktu yang sama, sosok-sosok itu memiliki akseptabilitas baik dalam persepsi publik" kata Imdadun.