Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Elza Syarief soal Anas dan Nazaruddin yang Saling Cinta hingga Benci

Kompas.com - 26/02/2018, 13:55 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Advokat Elza Syarief bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (26/2/2018). Elza bersaksi untuk terdakwa mantan Ketua DPR Setya Novanto.

Dalam persidangan, Elza mengaku pertama kali mendengar korupsi dalam proyek pengadaan e-KTP dari kliennya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

Menurut Elza, Nazaruddin menceritakan kronologi kasus tersebut saat diperiksa di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2011.

Sesuai keterangan Nazaruddin, kata Elza, kasus tersebut dikendalikan dua orang.

Pertama, Anas Urbaningrum selaku Ketua Fraksi Partai Demokrat. Anas bertugas memuluskan persetujuan eksekutif dan legisatif.

Elza Syarief di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (26/2/2018).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Elza Syarief di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (26/2/2018).

Sementara itu, pihak lainnya adalah Setya Novanto selaku Ketua Fraksi Partai Golkar. Novanto bertugas mencari pengusaha untuk menyukseskan proyek.

(Baca juga: Elza Syarief Akui Keterangan Nazaruddin Kadang Berubah-ubah)

Majelis hakim kemudian menanyakan, apakah Nazaruddin terlibat langsung dalam proyek e-KTP atau hanya menjalankan perintah Anas Urbaningrum.

"Saya tidak tahu dia terlibat atau tidak, tetapi dia selalu dampingi Anas," kata Elza.

Elza mengatakan, Nazaruddin pernah bercerita bahwa dia dan Anas sebelumnya memiliki hubungan yang sangat dekat.

Bahkan, Nazaruddin menyebut Anas sebagai sahabat dekatnya.

"Katanya dia (Nazaruddin) selalu mendampingi. Ke mana pun Anas, dia juga ada. Sampai baju saja seragaman. Pokoknya cinta bangetlah," kata Elza.

Namun, menurut Elza, semuanya berubah setelah Nazaruddin tersangkut kasus korupsi. Bahkan, karena begitu dendamnya, dalam hal apa pun Nazaruddin selalu membicarakan mengenai Anas dan kasus-kasus yang melibatkannya.

"Kayaknya dia (Nazaruddin) dendam sama Anas. Apa-apa terus Mas Anas," kata Elza.

Kompas TV Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin tidak waras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com