"Soal tweet itu, kan, sebenarnya tweet itu hanya jawaban atau klarifikasi atas tuduhan," kata Saan saat dihubungi, Senin.
Ia mengatakan, kicauan Anas merupakan bantahan atas hoaks yang selama ini beredar. Hoaks tersebut, kata Saan, seolah menunjukkan ada pertemuan tertentu untuk merancang fitnah.
Senada dengan Anas, ia memastikan, tak ada pertemuan antara dirinya dan Anas, Firman Wijaya selaku pengacara Setya Novanto, dan mantan politisi Demokrat, Mirwan Amir.
"Tweet dari Mas Anas itu pesan kepada semua pihak agar tak memercayai dan menyebarkan hoax," lanjut Saan.
(baca: SBY: "This is My War", Perang untuk Keadilan!)
SBY sebelumnya mengatakan, ia tahu bahwa ada pertemuan antara Mirwan dan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya.
Pertemuan itu terlaksana sebelum persidangan dugaan tindak pidana korupsi e-KTP, di mana Mirwan Amir hadir sebagai saksi.
Dalam sidang, mantan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu menyebut nama SBY.
"Saya tahu, saya mendapatkan informasi dari sumber yang layak dipercaya (bahwa) menjelang persidangan, di mana terjadi tanya jawab antara Firman Wijaya dan Mirwan Amir, ada sebuah pertemuan dihadiri sejumlah orang," kata SBY di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
(baca: SBY: Saya Tahu Ada Pertemuan Sebelum Sidang Kesaksian Mirwan Amir)
SBY menduga pertemuan sejumlah orang itu patut diduga menjadi cikal-bakal munculnya pernyataan Mirwan Amir di dalam persidangan.
Meski begitu, SBY menambahkan, belum waktunya informasi tersebut ia buka secara gamblang kepada masyarakat luas. SBY yakin informasi ini akan membuat publik geger.
"Lantas, ada apa dengan semua ini? Ini skenario siapa? Konspirasi model apa seperti ini," ujar SBY.
Dia menegaskan, pertanyaan itulah yang harus diungkap di tahun politik jelang Pemilu 2019. SBY mengatakan, ia akan berjihad dan memperjuangkan keadilan.
"Mungkin (jalannya) panjang, tetapi akan saya tempuh sampai kapan pun. Namun, saat ini saya memilih tidak dulu main tuduh kepada siapa pun," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.