Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Perempuan Muslim Indonesia Lebih Toleran Dibandingkan Laki-laki

Kompas.com - 29/01/2018, 20:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei nasional yang dilaksanakan Wahid Foundation dan UN Women menunjukkan bahwa perempuan Muslim Indonesia berpotensi menjadi agen perdamaian.

Direktur Wahid Foundation Zannuba Arrifah Chafsoh Rahman Wahid atau yang akrab disapa Yenny Wahid memaparkan, survei tersebut menemukan 80,7 persen responden perempuan Muslim Indonesia mendukung hak kebebasan menjalankan ajaran agama atau keyakinan.

"Di samping itu, 80,8 persen responden perempuan itu lebih tidak bersedia radikal dibandingkan laki-laki, yakni sebesar 76,7 persen," ujar Yenny dalam konferensi pers di Hotel J.S Luwansa, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2018).

Jumlah responden perempuan Muslim yang tak toleran pun lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Survei menemukan, responden perempuan Muslim yang memiliki sikap intoleran sebesar 55 persen. Sementara responden laki-laki yang memiliki sikap intoleran sebesar 59,2 persen.

Baca juga : Eks Kepala BAIS Sebut Radikalisme Kini Digunakan untuk Kepentingan Politik

Sebanyak 53,3 persen responden perempuan Muslim Indonesia juga mempunyai lebih sedikit kelompok yang tidak disukai dibandingkan laki-laki.

"Dalam analisisnya, survei ini sebenarnya menunjukkan bagaimana peran perempuan Muslim di Indonesia dalam membangun nilai-nilai toleransi dan perdamaian," ujar Yenny.

Survei tersebut dilakukan pada 6-27 Oktober 2018 dengan melibatkan 1.500 responden laki-laki dan perempuan yang tersebar di 43 provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara multi stage random sampling, dengan komposisi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan.

Metode penghimpunan data melalui wawancara tatap muka. Margin of error dengan asumsi simple random sampling kurang lebih 2,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Yenny melanjutkan, potensi dan kontribusi perempuan dalam perdamaian sejak dulu memang seringkali diabaikan. Hal itu membuat narasi perempuan jatuh ke dalam lubang radikalisme lebih banyak.

Baca juga : Dua dari 18 WNI Simpatisan ISIS Jadi Tersangka Kasus Pendanaan Terorisme

"Oleh karena itulah, sebenarnya inilah saatnya membuka potensi perempuan sebagai agen perdamaian," ujar Yenny.

Memang, di sisi lain perempuan Muslim Indonesia masih dihadapkan pada persoalan kesetaraan gender. Survei yang sama menunjukkan bahwa tingkat otonomi perempuan untuk mengambil keputusan dalam hidupnya lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Persentasenya, kemungkinan perempuan Muslim Indonesia mengambil keputusan itu hanya sebesar 53,3 persen. Sementara, laki-laki persentasenya 80,2 persen.

"Tapi data ini menunjukkan bahwa upaya untuk terus mengarusutamakan gender serta pemberdayaan perempuan adalah agenda strategis dalam upaya penguatan toleransi dan perdamaian di kalangan perempuan," ujar Yenny.

Kompas TV Bahrun Naim adalah salah satu pemimpin ISIS yang berasal dari Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com