Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Moeldoko Tengah Malam Terima Whatsapp Bakal Dilantik Jokowi

Kompas.com - 17/01/2018, 13:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jenderal (Purn) Moeldoko tidak terlalu terkejut ketika Presiden Joko Widodo memilihnya menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki.

Pasalnya, Moeldoko mengaku telah berkomunikasi dengan Presiden Jokowi.

"Kalau komunikasi dengan Presiden kebetulan beberapa kali berkomunikasi," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Presiden Jakarta, Rabu (17/1/2018).

(Baca juga: Perjalanan Moeldoko, dari Panglima TNI hingga Ditunjuk Jokowi Jadi KSP)

Meski demikian, Moeldoko tetap saja merasa deg-degan. Pasalnya, waktu pemberitahuan pelantikan sangat mepet dengan acara pelantikan itu sendiri.

Moeldoko baru diberi tahu bahwa akan dilantik sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada Selasa (16/1/2018) tengah malam.

Saat pesan tersebut masuk ke ponselnya, mantan Panglima TNI itu tengah terlelap.

"Saya kebetulan bangun malam pukul 02.30, saya lihat, ada pesan di WA (Whatsapp)," ujar Moeldoko.

(Baca juga: Jadi Kepala Staf Kepresidenan, Ini Daftar Harta Moeldoko)

Repotnya, dalam pesan pemberitahuan tersebut, Moeldoko beserta sang istri diwajibkan mengenakan busana nasional. Tentu hal itu membutuhkan persiapan, terutama bagi sang istri.

"Akhirnya istri saya, ya, kelabakan karena harus pakai uniform nasional. Namun, ya, sudah kami nikmati saja," ujar Moeldoko.

Akhirnya, Moeldoko dan istri bisa sampai ke Kompleks Istana Presiden dua jam sebelum pelantikan dimulai. Acara pelantikan itu sendiri berjalan lancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com