Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembenahan Data Peneriba Bantuan Sosial Jadi "PR" Idrus Marham

Kompas.com - 17/01/2018, 14:39 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  - Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay menilai pengangkatan Idrus Marham sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Jokowi perlu diapresiasi. Pasalnya, Idrus diyakini akan mampu melanjutkan penanganan masalah sosial dan kemiskinan di tanah air.

Menurut dia, pengalaman memimpin organisasi sosial dan organisasi politik akan menjadi modal utama Idrus dalam berkiprah di Kementerian Sosial.

“Kalau pengalaman, saya kira pak Idrus Marham sudah lebih dari cukup. Namun demikian, beliau masih perlu mempelajari apa yang ada di kemensos. Walau sepintas kelihatan mudah, tetapi di sana ada berbagai persoalan yang harus dituntaskan," kata Saleh melalui keterangan tertulis, Rabu (17/9/2018).

Baca juga : Jabat Mensos, Idrus Tetap Hadiri Sidang Setya Novanto?

Salah satu persoalan yang perlu diperhatikan, kata Saleh, adalah validasi dan verifikasi data PBI (Penerima Bantuan Iuran).

Ia menilai data PBI ini sangat penting diperbaharui mengingat data inilah yang menjadi basis pemberian bantuan sosial bagi KPM (keluarga penerima manfaat) dari seluruh kementerian yang ada, termasuk bantuan PKH, KIS, KIP, rastra, dan lain-lain.

Mereka yang termasuk di dalam data PBI, berhak untuk menerima semua bantuan sosial yang diprogramkan pemerintah.

“Sayangnya, data PBI ini masih banyak yang tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Temuan kami, ada banyak warga masyarakat yang semestinya layak dan pantas mendapat bansos, ternyata tidak terdaftar dan terkesan terlupakan," papar Wakil Ketua Komisi IX DPR itu.

Baca juga : Pekan Ini, Golkar Bakal Umumkan Sekjen Baru Pengganti Idrus

Sebaliknya, lanjut dia, ada banyak juga masyarakat yang kelihatannya mampu dan tak layak menerima, malah justru menerima. Kemensos sudah pernah melakukan verifikasi dan validasi.

Namun, hasilnya, menurut Saleh belum optimal. Ia mengatakan masih banyak masyarakat yang komplain karena merasa ditinggalkan.

Oleh karena menghabiskan anggaran APBN yang cukup besar, Saleh melanjutkan, Kementerian Sosial yang saat ini digawangi oleh Idrus Marham, harus memastikan bahwa bantuan sosial tersebut tepat sasaran dengan basis data yang akurat, valid, dan terverifikasi.

Baca juga : Idrus Marham Jadi Mensos, Ketum Golkar Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi

Sebab jika basis datanya kurang valid, dikhawatirkan akan menjadi beban bagi Presiden Jokowi. Bisa jadi masyarakat menilai bahwa bansos yang dibagi-bagi tidak didasarkan atas prinsip keadilan sosial.

“Ini yang mesti didahulukan. Apalagi sekarang ini, data kemiskinan hanya didasarkan atas data yang dimiliki Kemensos. Karena itu, semua kementerian yang memiliki program bansos pasti merujuk ke data PBI yang dikeluarkan oleh kemensos," tutur Saleh.

"Saya berharap, di awal-awal ini, Pak Idrus memperhatikan dan memperbaiki masalah pendataan ini," lanjut dia.

Kompas TV Idrus Marham dilantik sebagai menteri sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com