Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdul Latief Bantah Pinjam Uang Sekjen KONI untuk Seleksi Anggota BPK di DPR

Kompas.com - 15/01/2018, 19:56 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Abdul Latief membantah meminjam uang sebesar 80.000 dollar AS kepada Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ending Fuad Hamidy. Awalnya, uang itu disebut akan digunakan Latief untuk pencalonannya sebagai anggota BPK.

Bantahan itu disampaikan Latief saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (15/1/2018). Latief bersaksi untuk terdakwa Ali Sadli, selaku Kepala Sub Auditorat III Auditorat Keuangan Negara BPK.

"Tidak pernah," kata Abdul Latief saat ditanya majelis hakim soal peminjaman uang.

Baca juga : Auditor BPK Dihentikan Petugas KPK Saat Pulang dari Tempat Spa

Menurut Abdul Latief, ia memang pernah dikenalkan dengan Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy, di bioskop yang di Plaza Senayan, Jakarta, pada 5 April 2017. Perkenalan itu dilakukan oleh Ali Sadli.

Namun, menurut Latief, saat itu tidak ada sama sekali pembicaraan soal peminjaman uang. Saat itu juga tidak dibahas mengenai pencalonan dirinya sebagai anggota BPK.

Baca juga : Ditanya Hakim soal Mobil Mewah, Istri Auditor BPK Menolak Jawab

Namun, keterangan Latief dibantah oleh terdakwa. Menurut Ali, saat itu disampaikan bahwa Latief akan mencalonkan diri sebagai anggota BPK. Adapun, uang 80.000 dollar AS diperlukan untuk dana operasional Latief.

Namun, beberapa hari setelah diberikan oleh Sekjen KONI, uang tersebut dikembalikan oleh Ali Sadli. Sebab, saat itu Latief gagal mengikuti tahap fit and proper test di DPR RI.

"Memang ada pinjaman untuk dana operasional pak Latief. Tapi tidak sampai saya gunakan, karena saya tahu Pak Latief kalah fit and proper test," kata Ali.

Kompas TV Di hadapan majelis hakim, menteri desa mengaku tidak tahu soal dugaan suap untuk auditor BPK.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com