Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Siklus Natal dan Kelahiran Kita

Kompas.com - 24/12/2017, 20:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin


INI catatan yang tidak lazim tentang Natal. Ini bukan catatan tentang kandang domba, orang Majus dari Timur, Tuhan yang turun ke dunia, juga bukan tentang makna keselamatan Tuhan pada manusia.

Ini hanya catatan kecil seorang pejalan hina dina yang termenung mencari “jalan pulang” di tengah gelapnya malam yang bertaburan bintang-bintang.

Apa artinya Natal yang dirayakan setiap tahun? Alur tulisan ini bakal melenceng dari apa yang Anda bayangkan tentang Natal.

Banyak yang bicara soal makna kelahiran Yesus di dunia. Barangkali hanya sedikit yang bertanya tentang apa makna kelahiran kita di dunia.

Natal Yesus

Secara defacto, Natal tentu saja bukan hari-H kelahiran Yesus.  Kapan persisnya Yesus lahir tidak ada yang tahu. Kitab Suci tidak mencatatnya.

Kitab Suci agama Kristen ditulis jauh setelah Yesus wafat. Sebelumnya, ajaran Yesus diturunkan diam-diam dalam tradisi lisan.

Selain itu, di masa-masa awal kekristenan, perayaan hari lahir bukan sebuah kelaziman. Jadi, tidak ada yang berkepentingan mencari tanggal persis kelahiran Yesus.

Tradisi perayaan hari kelahiran Yesus dimulai di era Kaisar Konstantinus di abad ke-4 Masehi ketika Kristen resmi menjadi agama kerajaan Romawi.

Lantas, kalau tidak pernah ada yang tahu kapan persisnya Yesus lahir, kenapa hari kelahirannya dirayakan pada tanggal 25 Desember menurut kalender Masehi?

Tanggal 25 Desember adalah simbol. Ada sejumlah versi tentang kenapa dipilih tanggal itu.

Yang paling populer adalah tanggal itu sebenarnya merupakan tanggal perayaan masyarakat non-Kristiani atas Dewa Matahari. Matahari dipuja sebagai solar invicti, surya yang tak terkalahkan.

Kekristenan kemudian “mengakuisisi” tanggal itu dan menempatkan Yesus sebagai pusat perayaan. Jauh mengatasi Mahatari, Yesus adalah yang tak terkalahkan. Ia menaklukkan kematian dan bangkit di hari ketiga setelah wafat di kayu salib.

Siklus

Semenjak itu, Natal kita rayakan setiap tahun. Natal berasal dari bahasa latin yang artinya lahir. Maka, secara umum natal bisa dimengerti sebagia kelahiran. Kita sering mendengar istilah dies natalis, artinya hari lahir.

Setiap tahun kita tidak hanya merayakan hari kelahiran Yesus, tapi juga hari kelahiran kita. Lantas, apa artinya Natal yang dirayakan setiap tahun?

Nah, ini yang menarik buat saya tentang Natal: perayaan yang kita rayakan setiap tahun menyiratkan bahwa kita hidup di dalam sebuah sistem semesta yang berbentuk siklus. Pada periode waktu tertentu kita akan bertemu kembali pada satu titik waktu yang sama.

Itulah kenapa kita selalu merayakan hari ulang tahun pada satu periode waktu satu tahun.

-THINKSTOCK -

Semua bentuk kalender, apakah kalender Masehi, Hijriyah, Saka, Jawa, China, bahkan kalender suku bangsa Maya, sesungguhnya berpusat pada sebuah sistem siklus yang berulang dari waktu ke waktu.

Bumi berotasi pada sumbunya adalah sebuah siklus. Bumi mengitari Matahari juga sebuah siklus. Tata bintang dan planet-planet bergerak dalam sebuah siklus waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com