Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Ini Rekor, 3,5 Tahun Ada 5 Ketum Golkar

Kompas.com - 20/12/2017, 21:19 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menutup forum Musyawarah Nasional (Munaslub) Partai Golkar, Rabu (20/12/2017) malam.

Pidato Kalla diawali dengan guyonan soal ketua umum Golkar.

Ia mengatakan, dalam 3,5 tahun, Ketua Umum Golkar dijabat oleh lima orang berbeda.

"Saya kira ini rekor maksimal. Mungkin rekor dunia malah. Bahwa Partai Golkar dalam 3,5 tahun memiliki lima ketua umum," kata Kalla, disambut tawa hadirin, Rabu malam.

Kalla kemudian menyebutkan lima ketua umum tersebut.

Baca juga: Airlangga Hartarto Anggap Sah Penunjukannya sebagai Ketua Umum Golkar

Mereka adalah, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono yang sempat menjadi Ketua Umum Partai Golkar secara bersamaan saat partai berlambang pohon beringin itu dilanda dualisme kepengurusan.

Aburizal menjadi ketua umum versi Munas Bali, sedangkan Agung menjadi ketua umum versi Munas Ancol.

Ketua Umum Partai Golkar berikutnya adalah Setya Novanto. Novanto terpilih sebagai ketua umum dari Munaslub Partai Golkar di Bali yang digelar dalam rangka konsolidasi partai setelah dualisme kepengurusan.

Pimpinan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/12/2017).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pimpinan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/12/2017).

Namun, Novanto kemudian terjerat kasus korupsi proyek e-KTP yang membuatnya tak bisa aktif dalam kegiatan kepartaian.

Sekretaris Jenderal Idrus Marham ditunjuk sebagai pelaksana tugas ketua umum.

Ketua umum kelima adalah Airlangga Hartarto yang baru saja terpilih menggantikan Novanto.

Kalla menegaskan, jika ingin menjalankan demokrasi dengan baik, maka partai politik sebagai pilar demokrasi juga harus lebih demokratis.

Jika partai tak demokratis secara internal, maka demokrasi bangsa akan sulit dibangun.

"Itulah menyebabkan mengapa (Golkar) jadi lima ketua umum dalam waktu singkat. Karena ada konflik-konflik dan kita kurang memahami arti demokrasi dalam kepartaian," kata Kalla. 

Baca juga: Menunggu Cara Golkar Mencari Ketua Umum Baru Pengganti Setya Novanto

Ia berharap, ke depannya Golkar bisa menjaga demokratisasi di internal partai agar tak ada lagi ketua umum keenam.

Sebab, penyelenggaraan Munaslub tak hanya menyebabkan ongkos politik mahal, tetapi ada hal lainnya yang juga mahal yakni menurunnya elektabilitas Golkar di masyarakat.

Selain itu, goncangan dan gejolak di internal partai juga bisa menyebabkan gejolak politik nasional. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu berharap, malam ini menjadi hal yang menyejukkan bagi Golkar ke depan.

"Di samping jadi rekor dunia, mudah-mudahan tidak terjadi lagi seperti ini," ujar Kalla.

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler rangkuman KompasTV 19 Desember 2017.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com