Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AM Fatwa, dari Tahanan Kasus Subversif hingga Kenangan Akhir Hayatnya

Kompas.com - 15/12/2017, 08:01 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

5. Kesan dua mantan Presiden RI

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik bangsa atas meninggalnya AM Fatwa.

Bagi SBY, AM Fatwa adalah seseorang yang kritis. SBY mengaku kenal dan bersahabat dengan mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI tersebut sejak era reformasi pada 1998.

"Kami dulu sering berdiskusi, bertukar pikiran, memikirkan Indonesia yang waktu itu sedang mengalami musibah kisis besar dan mengawali, sebuah perubahan yang kemudian dikenal dengan reformasi," kata SBY.

Menurut SBY, AM Fatwa sangat kritis terhadap siapa pun karena kecintaannya pada bangsa dan negara.

"Almarhum adalah sosok yang kritis meskipun saya bersabat baik. Sesekali Beliau melancarkan krtitiknya kepada pemerintah, kritik kepada saya pribadi," ucap SBY.

(Baca: SBY: AM Fatwa adalah Sosok yang Kritis)

Presiden RI ke-3 Baharuddin Jusuf Habibie mengungkapkan bahwa dirinya enggan kehilangan sosok seperti Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa. Hal itu Habibie ungkapkan usai melayat di rumah duka, Jalan Palem, Kompleks Bappenas, Jakarta, Kamis (14/12/2017). KOMPAS.com/ MOH NADLIR Presiden RI ke-3 Baharuddin Jusuf Habibie mengungkapkan bahwa dirinya enggan kehilangan sosok seperti Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa. Hal itu Habibie ungkapkan usai melayat di rumah duka, Jalan Palem, Kompleks Bappenas, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Sedangkan, Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie mengungkapkan bahwa dirinya enggan kehilangan sosok seperti AM Fatwa.

"Saya tidak mau berpisah dengan Beliau, dengan pejuang-pejuang," ujar Habibie.

Habibie pun mengajak semua pihak untuk melanjutkan perjuangan AM Fatwa yang selama ini telah dibangun.

"Saya menyampaikan (mari) kita bersama-sama melanjutkan perjuangan itu. (Perjuangan) pahlawan-pahlawan kita yang dikenal maupun tidak dikenal dan beliau adalah salah satunya," kata Habibie.

(Baca: BJ Habibie: Saya Tidak Mau Berpisah dengan AM Fatwa...)

6. Konflik AM Fatwa versus Fahri Hamzah

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengenang konflik-konflik kecil pernah terjadi antara dirinya dan AM Fatwa karena sama-sama memiliki prinsip.

Salah satunya, saat keduanya berdebat pada acara sebuah stasiun televisi swasta hingga Fatwa hampir melempar mikrofon kepada Fahri.

"Tapi hebatnya Pak Fatwa, karena saya kan langsung minta maaf di acara itu, besoknya Beliau juga tulis surat minta maaf kepada saya, surat pribadi. Bahkan, habis itu saya minta ketemu dan berseloroh-seloroh," ujar Fahri.

AM Fatwa juga sempat memberi masukan soal masa depan politik Fahri. Setelah Fahri dipecat oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fatwa berniat menghubungkannya dengan pimpinan partai lain.

"Bahkan kemudian Beliau telepon si ini, ini, maksudnya ketua umum partai. 'Sudah, kamu di situ saja". Saya bilang, sudahlah, Bang, itu gampang," kata Fahri.

(Baca: Kenangan Fahri Hamzah Bersama AM Fatwa)

7. AM Fatwa dikenal keras kepala hingga dipenjara

AM Fatwa dikenang sebagai sosok yang tegas, berani, bahkan terbilang keras kepala.

Dilansir dari dokumen Harian Kompas, karakter ini sudah melekat sejak kecil, hingga ayah dari pria yang dikenal sebagai AM Fatwa itu menjulukinya "si kepala batu".

Bahkan, semasa rezim Orde Baru AM Fatwa mendapat julukan yang lebih keras lagi: "si kepala granit". Julukan yang didapatnya karena kerap melontarkan kritik terhadap rezim Presiden Soeharto.

Akibat kritik yang disampaikan, AM Fatwa kerap ditahan aparat Orde Baru. Salah satunya, dia ditahan selama sembilan hari akibat khotbah yang disampaikan saat shalat Ied di Pulo Mas, Jakarta Timur pada 1979.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

[POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

Nasional
Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com