5. Kesan dua mantan Presiden RI
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik bangsa atas meninggalnya AM Fatwa.
Bagi SBY, AM Fatwa adalah seseorang yang kritis. SBY mengaku kenal dan bersahabat dengan mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI tersebut sejak era reformasi pada 1998.
"Kami dulu sering berdiskusi, bertukar pikiran, memikirkan Indonesia yang waktu itu sedang mengalami musibah kisis besar dan mengawali, sebuah perubahan yang kemudian dikenal dengan reformasi," kata SBY.
Menurut SBY, AM Fatwa sangat kritis terhadap siapa pun karena kecintaannya pada bangsa dan negara.
"Almarhum adalah sosok yang kritis meskipun saya bersabat baik. Sesekali Beliau melancarkan krtitiknya kepada pemerintah, kritik kepada saya pribadi," ucap SBY.
(Baca: SBY: AM Fatwa adalah Sosok yang Kritis)
"Saya tidak mau berpisah dengan Beliau, dengan pejuang-pejuang," ujar Habibie.
Habibie pun mengajak semua pihak untuk melanjutkan perjuangan AM Fatwa yang selama ini telah dibangun.
"Saya menyampaikan (mari) kita bersama-sama melanjutkan perjuangan itu. (Perjuangan) pahlawan-pahlawan kita yang dikenal maupun tidak dikenal dan beliau adalah salah satunya," kata Habibie.
(Baca: BJ Habibie: Saya Tidak Mau Berpisah dengan AM Fatwa...)
6. Konflik AM Fatwa versus Fahri Hamzah
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengenang konflik-konflik kecil pernah terjadi antara dirinya dan AM Fatwa karena sama-sama memiliki prinsip.
Salah satunya, saat keduanya berdebat pada acara sebuah stasiun televisi swasta hingga Fatwa hampir melempar mikrofon kepada Fahri.
"Tapi hebatnya Pak Fatwa, karena saya kan langsung minta maaf di acara itu, besoknya Beliau juga tulis surat minta maaf kepada saya, surat pribadi. Bahkan, habis itu saya minta ketemu dan berseloroh-seloroh," ujar Fahri.
AM Fatwa juga sempat memberi masukan soal masa depan politik Fahri. Setelah Fahri dipecat oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fatwa berniat menghubungkannya dengan pimpinan partai lain.
"Bahkan kemudian Beliau telepon si ini, ini, maksudnya ketua umum partai. 'Sudah, kamu di situ saja". Saya bilang, sudahlah, Bang, itu gampang," kata Fahri.
(Baca: Kenangan Fahri Hamzah Bersama AM Fatwa)
7. AM Fatwa dikenal keras kepala hingga dipenjara
AM Fatwa dikenang sebagai sosok yang tegas, berani, bahkan terbilang keras kepala.
Dilansir dari dokumen Harian Kompas, karakter ini sudah melekat sejak kecil, hingga ayah dari pria yang dikenal sebagai AM Fatwa itu menjulukinya "si kepala batu".
Bahkan, semasa rezim Orde Baru AM Fatwa mendapat julukan yang lebih keras lagi: "si kepala granit". Julukan yang didapatnya karena kerap melontarkan kritik terhadap rezim Presiden Soeharto.
Akibat kritik yang disampaikan, AM Fatwa kerap ditahan aparat Orde Baru. Salah satunya, dia ditahan selama sembilan hari akibat khotbah yang disampaikan saat shalat Ied di Pulo Mas, Jakarta Timur pada 1979.