Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AM Fatwa dalam Kenangan, Dipenjara Berkali-kali tapi Tak Dendam

Kompas.com - 14/12/2017, 15:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fadli Zon mengaku sudah mengenal nama Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa sejak masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar pada tahun 1984.

Fadli mengenal mantan Fatwa dari tulisan-tulisan yang dibacanya. Menurutnya, tulisan-tulisan Fatwa tergolong cukup berani.

"Tulisan itu dibawa bapak saya sebenarnya. Jadi saya baca saja di rumah. (Fatwa) orang yang berani di masa rezim yang cukup represif," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Baca juga: BJ Habibie: Saya Tidak Mau Berpisah dengan AM Fatwa...

Fadli mengaku kagum dengan sikap yang ditonjolkan Fatwa sebagai pribadi yang tak pendendam. Meski pun telah berkali-kali dipenjarakan pada rezim Orde Baru, namun Fatwa tetap tak menyimpan dendam. Hal itu, kata Fadli, bisa menjadi pelajaran bagi orang banyak.

"Tidak ada dendam pada rezim Orde Baru. Saya kira pelajaran berharga orang tidak boleh pendendam," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.

Fadli juga menilai Fatwa sebagai figur pejuang demokrasi yang kerap mencurahkan pemikirannya lewat berbagai organisasi yang diikutinya. Fatwa juga pernah menjabat pimpinan DPR dan MPR sebelum menjadi Anggota DPR RI.

Baca juga : Putri AM Fatwa Menangis di Pelukan Anies

Ia melihat Fatwa sebagai figur yang langka.

"Sosok dari sedikit orang Indonesia yang berani mengambil resiko, berani memilih jalan sesuai dengan pendiriannya," ucap Fadli.

AM Fatwa mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit MMC, Jakarta, Kamis pagi karena sakit. Mantan Wakil Ketua DPR RI itu sempat disemayamkan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen sebelum kemudian di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Kompas TV Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com