JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik bangsa atas meninggalnya Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa.
Bagi SBY, AM Fatwa adalah seseorang yang kritis. SBY mengaku kenal dan bersahabat dengan mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI tersebut sejak era reformasi pada 1998.
"Kami dulu sering berdiskusi, bertukar pikiran, memikirkan Indonesia yang waktu itu sedang mengalami musibah kisis besar dan mengawali, sebuah perubahan yang kemudian dikenal dengan reformasi," kata SBY, usai melayat di rumah duka, Jalan Palem, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Baca: Kenangan Fahri Hamzah Bersama AM Fatwa
Menurut SBY, AM Fatwa sangat kritis terhadap siapa pun karena kecintaannya pada bangsa dan negara.
"Almarhum adalah sosok yang kritis meskipun saya bersabat baik. Sesekali Beliau melancarkan krtitiknya kepada pemerintah, kritik kepada saya pribadi," tambah SBY.
Baca: Sebelum Meninggal, AM Fatwa Sempat Titip Pesan kepada Oesman Sapta
SBY mengungkapkan, AM Fatwa menyimpan harapan terhadap generasi muda Indonesia.
"Harapan-harapan Beliau kepada generasi muda agar bangsa kita terus menuju ke yang lebih baik," ujar SBY.
Salah satu kenangan yang diingat SBY adalah saat AM Fatwa, yang tercatat sebagai anggota DPD, mengirimkan surat hak bertanya. Pertanyaan yang diajukannya sangat kritis.
Baca juga: Anies: AM Fatwa adalah Pejuang Tangguh sejak Masa Mudanya...
"Saya jawab dengan seksama, sehingga ada hubungan baik antara legislatif dulu. Itu sebenarnya nafas demokrasi. Saya yakin Almarhum telah berbuat terbaik untuk bangsa kita," kata SBY.
AM Fatwa meninggal dunia pada usia 78 tahun di Jakarta, Kamis pagi (14/12/2017), setelah berjuang melawan kanker hati di Rumah Sakit MMC, Jakarta.
Rencananya jenazah AM Fatwa akan dikebumikan sore ini, pukul 15.00 WIB di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.