Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Keluhkan Banyaknya Hasil Riset yang Tak Bisa Diimplementasikan

Kompas.com - 04/12/2017, 18:21 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin agar hasil riset yang dilakukan berbagai kalangan seperti akademisi di Perguruan Tinggi, punya nilai guna yang bisa diimplementasikan secara luas.

Hal itu diungkapkan Kalla saat mengisi seminar nasional "Hilirisasi Inovasi Teknologi dan Start Up Bisnis, di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin (4/12/2017).

"Bagaimana hasil riset itu menjadi barang yang berharga bukan hanya menjadi lampiran hasil penelitian. Jadi bukan hanya penelitian untuk jadi profesor, tapi bagaimana penelitian itu bisa terimplementasi, dapat ditiru," ujar Kalla.

Kalla mengatakan, ada sejumlah riset bisa membantu pemerintah, misalnya terkait produk-produk pertanian Indonesia.

"Banyak produk-produk pertanian yang perlu kita perbaiki. Kenapa gula kita zaman dulu bisa 12 ton hasilnya, sekarang hanya 7 ton per hektar? Kita waktu itu pengekspor gula terbesar di dunia," kata dia.

Baca: JK: Alat Anti-Kantuk Buatan Mahasiswa Itu Inovasi Baik, Dipasang di Kursi DPR Bagus Kan...

"Kenapa kita masih impor jeruk dari China, kita masih impor apel, padahal apel Malang ini bisa juga walaupun rasanya agak beda. Kenapa kita masih impor beras walaupun kita sudah bisa swasembada secara terbatas. Semua itu menjadi bahan riset," lanjut  Kalla. 

Oleh karena itu, kata Kalla, semua pihak perlu bersama-sama memikirkan bagaimana mendorong kemajuan bangsa.

"Bagaimana bersama-sama kita semua untuk memikirkan kemajuan yang ingin kita capai sebaik-baiknya. Bagaimana riset dapat mengembangkan kemajuan-kemajuan negara yang baik," ujar Kalla.

Pada kesempatan itu, Kalla juga mengungkapkan pengalamannya saat diundang Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melihat berbagai penemuan hasil riset.

Baca: Resmikan Pusat Inovasi Wirausaha, Kalla Akan Ajak Mahasiswa Studi Banding

Akan tetapi, hasil riset tersebut monoton dan kurang bisa diimplementasikan.

"Saya bilang, tiga tahun lalu saya melihat ini, sekarang dipamerkan lagi. Jangan juga universitas tiap tahun (riset) mobil listrik, itu-itu saja yang dipamerkan. Padahal riset bisa bermanfaat jika diimplementasikan," ujar dia.

"Kita sudah terlalu banyak MoU dengan dunia usaha, dengan perguruan tinggi. Saya yakin sudah banyak ratusan MoU yang ditandatangani, tapi tak seberapa yang terlaksana itu tidak terlalu banyak," papar Kalla.

Kompas TV Riset jobplanet menunjukkan, generasi milenial memiliki tingkat kesetiaan yang lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Sholat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Sholat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com