Salin Artikel

JK Keluhkan Banyaknya Hasil Riset yang Tak Bisa Diimplementasikan

Hal itu diungkapkan Kalla saat mengisi seminar nasional "Hilirisasi Inovasi Teknologi dan Start Up Bisnis, di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin (4/12/2017).

"Bagaimana hasil riset itu menjadi barang yang berharga bukan hanya menjadi lampiran hasil penelitian. Jadi bukan hanya penelitian untuk jadi profesor, tapi bagaimana penelitian itu bisa terimplementasi, dapat ditiru," ujar Kalla.

Kalla mengatakan, ada sejumlah riset bisa membantu pemerintah, misalnya terkait produk-produk pertanian Indonesia.

"Banyak produk-produk pertanian yang perlu kita perbaiki. Kenapa gula kita zaman dulu bisa 12 ton hasilnya, sekarang hanya 7 ton per hektar? Kita waktu itu pengekspor gula terbesar di dunia," kata dia.

Baca: JK: Alat Anti-Kantuk Buatan Mahasiswa Itu Inovasi Baik, Dipasang di Kursi DPR Bagus Kan...

"Kenapa kita masih impor jeruk dari China, kita masih impor apel, padahal apel Malang ini bisa juga walaupun rasanya agak beda. Kenapa kita masih impor beras walaupun kita sudah bisa swasembada secara terbatas. Semua itu menjadi bahan riset," lanjut  Kalla. 

Oleh karena itu, kata Kalla, semua pihak perlu bersama-sama memikirkan bagaimana mendorong kemajuan bangsa.

"Bagaimana bersama-sama kita semua untuk memikirkan kemajuan yang ingin kita capai sebaik-baiknya. Bagaimana riset dapat mengembangkan kemajuan-kemajuan negara yang baik," ujar Kalla.

Pada kesempatan itu, Kalla juga mengungkapkan pengalamannya saat diundang Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melihat berbagai penemuan hasil riset.

Baca: Resmikan Pusat Inovasi Wirausaha, Kalla Akan Ajak Mahasiswa Studi Banding

Akan tetapi, hasil riset tersebut monoton dan kurang bisa diimplementasikan.

"Saya bilang, tiga tahun lalu saya melihat ini, sekarang dipamerkan lagi. Jangan juga universitas tiap tahun (riset) mobil listrik, itu-itu saja yang dipamerkan. Padahal riset bisa bermanfaat jika diimplementasikan," ujar dia.

"Kita sudah terlalu banyak MoU dengan dunia usaha, dengan perguruan tinggi. Saya yakin sudah banyak ratusan MoU yang ditandatangani, tapi tak seberapa yang terlaksana itu tidak terlalu banyak," papar Kalla.

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/04/18215961/jk-keluhkan-banyaknya-hasil-riset-yang-tak-bisa-diimplementasikan

Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke