JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengakui ada kegundahan di masyarakat, khusunya dari pihak LSM melihat respons DPR mengenai kasus yang dialami Ketua DPR Setya Novanto.
Novanto yang berstatus tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP itu akhirnya ditahan di rutan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Namun, Arsul menyatakan bahwa DPR sebenarnya tidak diam saja merespons kasus yang melibatkan Novanto.
"Kami tentu parpol pertama internal dulu bicara sampai tahap tertentu kita memberikan saran-saran," kata Arsul, saat ditemui usai acara sebuah diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2017).
Baca juga : 3 Hal Ini Bisa Lengserkan Setya Novanto dari Jabatan Ketua DPR
Pada saat yang bersamaan, lanjut dia, pihaknya juga berbicara mengenai kasus Novanto dengan alat kelengkapan dewan, dalam hal ini Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. MKD, menurutnya, sudah menjadwalkan rapat kembali untuk membahas ini pada Selasa (21/11/2017).
"Secara informal dan tertutup masing-masing saksi juga memberikan pendapatnya tadi pagi secara informal kepada MKD. Saya hadir cuma enggak etis juga (kalau saya) sampaikan di sini," ujar Arsul.
Namun, terkait kasus Novanto, pihaknya ingin agar citra DPR bisa terselamatkan.
"PPP ingin agar citra DPR bisa terselamatkan," ujar dia.