Penonton bernama Tunggul nyeletuk, "Ayo tarohan.. hbs ini ada permintaan dirawat di luar negeri apa nggak???"
Lily menimpali, "Tinggal tunggu aja dinyatakan tidak mampu mengingat hal - hal yang detil dalam jangka panjang, lalu secara hukum memenuhi syarat untuk tidak bisa diadili."
***
Joni benar-benar suntuk memikirkan ini semua. Di sudut ruang kerjanya yang menghadap taman nan asri di rumahnya yang megah, dia mulai instropeksi diri. Hati kecilnya pun berkata, bahwa dirinya telah bekerja asal-asalan dalam menulis skenario "tragedi tiang listrik" yang fenomenal tapi memalukan itu. Seharusnya dia bisa memberi alur cerita yang lebih dramatik. Sempat terpikir juga waktu itu untuk melibatkan pemeran pengganti buat si papa dan juga dengan adegan tabrakan frontal dengan kendaraan lain, atau masuk ke perlintasan kereta pas ada kereta lewat... Tapi si papa maunya buru-buru. "Sudah nggak ada waktu," kata si papa setelah bercakap dengan salah satu penyiar stasiun televisi swasta.
Atau...mungkin memang harus demikian jalan ceritanya. Bukankah setiap perjalanan harus ada pemberhentiannya? Setiap pelayaran ada pelabuhannya, setiap penerbangan ada bandaranya, dan setiap kisah juga ada akhirnya.
Mungkin sudah cukup bagi Joni mengabdi kepada si papa. Beragam cerita telah diperankan oleh si papa dengan hasil gemilang. Papa senang, karena selalu tampil sebagai pemenang, sedang Joni beroleh kemakmuran hidup dari si papa. Sambil mengepulkan asap rokok ke awang-awang Joni pun terkenang dengan beberapa skenario yang ditulisnya untuk si papa. Sebetulnya, sehabis skenario "tragedi tiang listrik", Joni sudah merencanakan hendak membukukan kumpulan skenario buat papa dengan judul "tiada manusia sebelut papa", yang berisi kisah-kisah: "papa minta saham" (dipentaskan tahun 2015), "kualihkan tagihanmu" (1999) yang berisi kisah pengalihan hak piutang (cassie) PT Bank Bali kepada Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI) yang diduga merugikan negara Rp 904,64 miliar. Berkat skenario ini, kasus ini kemudian mendapatkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) dari kejaksaan pada 18 Juni 2003.
"Jalan Gelap Beras Vietnam" (2003) berkisah tentang penyelundupan beras dari Vietnam sebanyak 60 ribu ton. Si Papa hanya diperiksa Kejaksaan Agung pada 27 Juli 2006, setelah itu kasus sunyi.
"Limbah Beracun di Pulau galang" (2006), berkisah tentang penyelundupan limbah beracun (B-3) di Pulau Galang, Batam.
Si papa berperan sebagai negosiator dengan eksportir limbah di Singapura.
"PON Riau bikin Silau" (2012) berkisah mengenai kasus korupsi pada proyek PON Riau. Papa memainkan peran penting dalam mengatur aliran dana ke anggota Komisi Olahraga DPR untuk memuluskan pencairan anggaran Pekan Olahraga Nasional di anggaran pendapatan dan belanja negara.
"E..katepe deh" (2013) yang berkisah tentang dugaan korupsi proyek e-KTP.
***
Begitulah...kisah terakhir pengabdian Joni kepada si Papa mungkin akan diberi judul "Jalan Tak Ada Ujung", alias buntu.
Ibarat belut, papa sudah masuk ke bubu yang dipasang petugas KPK. Seperti biasa, papa juga tak meronta. Ia tenang, setenang kala dia tertidur di hampir semua acara yang dihadirinya.
Saat dipindahkan dari RS Medika Permata Hijau ke RSCM, papa juga tertidur. Sayangnya kamera televisi tak bisa dengan jelas memperlihatkan wajah si papa. Padahal penonton pingin betul melihat benjolan bakpao yang mungkin sudah berubah jadi benjolan bola pingpong.
Joni berusaha pasrah, tapi tetap saja gelisah. Maklumlah, polisi sudah kasih aba-aba akan menggulung semua yang terlibat dalam lakon "tragedi tiang listrik", termasuk Joni tentunya.
Ssssttt...kalau pembaca punya ide bagus, tolong kasih tahu si Joni ya. Kasihan dia, kehabisan ide.
@JodhiY
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.