Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Ingin Gagas Program Sehat Ulama dan Mubaligh di Indonesia

Kompas.com - 16/11/2017, 23:51 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan keinginannya untuk membuat program sehat ulama dan mubaligh di Indonesia.

Hal itu disampaikannya ketika membuka acara "Halaqah Nasional Ulama dan Cendekiawan" di hotel Millenium, Jakarta Pusat, Kamis malam (16/11/2017).

"Mari kita bikin program sehat ulama mubaligh. Itu asuransi kesehatan yang paling hebat. Semua ulama kita jamin kesehatannya. Kelasnya harus nomor satu," kata Kalla.

Ide program itu, kata Kalla, berawal dari fakta bahwa setiap kondisi suka dan duka yang dialami setiap orang selalu membutuhkan kehadiran ulama.

"Kalau ada kematian atau sakit keras, pasti cari ulama dan minta doakan, begitu pula kalau mau kawinkan anak, aqiqah, rumah baru pasti undang ulama baca doa dan sebagainya," kata Kalla.

Di lain sisi, ketika ulama sakit juga membutuhkan perhatian orang lain.

"Tentu (kalau) tidak ceramah atau khutbah rezekinya berkurang, padahal butuh biaya," kata Kalla.

Melalui program itu, kata Kalla, semua ulama dan mubaligh akan dijamin kesehatannya.

"Jadi bayarnya 10 persen, di mana pun, mau beli obat apapun hanya 10 persen. Kenapa 10 persen? Ulama tahu sumbangan yang akan dia terima, dikali saja 10 kali," kata dia.

"Supaya juga jangan foya-foya, itu gambaran bagaimana pandangan kita kepada para ulama," tutup Kalla.

Diketahui Halaqah Nasional Ulama dan Cendekiawan itu digelar atas kerjasama Ma'arif Institute bersama Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah, Sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Lakpesdam NU dan UKP-Pembinaan Ideologi Pancasila.

Mengambil tema "Peran Ulama dalam Membangun Kehidupan Bangsa yang Harmoni" kegiatan itu merupakan ajang untuk melakukan kajian peran ulama dan cendekiawan di Indonesia dalam upaya membangun harmoni di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.

Juga untuk merumuskan ulang pandangan-pandangan dan opini keagamaan alternatif yang moderat, progresif, dengan visi ke-Indonesia-an dan kemanusiaan yang lebih dalam.

Kompas TV Keunikan prosesi resepsi pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution pada malam hari digelar dengan prosesi pernikahan adat Jawa klasik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com