Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Verrianto Madjowa
Penulis

Pengamat kelautan dan perikanan. Menulis buku tentang Kelautan dan Perikanan, Bunaken, Tambang (2001), Open Data Pemilu (2015), Pemilu Gorontalo (2015), dan sejarah Gorontalo.

Merawat Mental dan Kebahagiaan dengan Pemandangan Laut

Kompas.com - 31/10/2017, 10:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEHIDUPAN masyarakat pesisir selalu diidentikkan dengan kemiskinan. Arsitektur lanskap bangunan rumahnya tidak tertata dan kumuh.

Secara sederhana, pemukiman di pesisir itu berada di wilayah peralihan daratan dan laut. Pemukimannya berada di pulau besar, pulau-pulau kecil, juga di atas terumbu karang, pantai berpasir atau lumpur, dan sebagainya.

Setelah kemerdekaan hingga kini, potret masyarakat pesisir yang miskin dan kumuh itu digambarkan seolah-olah tidak ada perubahan signifikan.

Namun, di balik semua itu, ada beberapa hal yang patut dibanggakan. Orang-orang yang tinggal di pesisir pantai, dikenal ulet dan gigih. Mereka dapat bertahan hidup dalam keterbatasan.

Mereka dapat hidup dengan tekanan dari lautan yang juga merupakan tulang punggung mata pencaharian mereka dan ekosistem daratan dengan segala perubahannya. Tekanan ini yang telah menempa dan membuat masyarakat yang tinggal di pesisir memiliki etos kerja tinggi.

Ulet, gigih, serta etos kerja tinggi ini terkait dengan kesehatan mental. Karena, kehidupan masyarakat pesisir yang selalu dekat dengan pemandangan pantai dan laut ternyata memberikan kontribusi pada kesehatan mental.

Dalam jurnal Health & Place, seperti ditulis nationalgeographic.co.id (9/5/2016), dijelaskan bahwa hidup di dekat pemandangan laut berkaitan dengan kesehatan mental yang lebih baik. Studi ini dilakukan peneliti dari University of Canterbury di Selandia Baru dan Michigan State University.

Penelitian ini dengan melihat visibilitas ruang biru dan hijau bagi warga di Wellington, Selandia Baru. Ruang biru didefinisikan sebagai daerah air, seperti pantai dan lautan, sementara ruang hijau adalah daerah-daerah seperti taman dan hutan. Wellington adalah ibu kota perkotaan di sebelah Laut Tasman dan Samudera Pasifik.

Para peneliti ini kemudian membandingkan data topografi dengan informasi Survei Kesehatan Selandia Baru, yang digunakan untuk menilai kecemasan dan gangguan suasana hati.

Setelah memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti pendapatan, usia, dan jenis kelamin, peneliti menemukan korelasi positif antara orang-orang yang memiliki rumah dengan pemandangan laut dan kesehatan mental.

Indonesia adalah negara dengan banyak kepulauan. Terdapat korelasi bila hasil penelitian di Selandia Baru ini dikaitkan dengan Indeks Kebahagiaan Indonesia 2017 yang dirilis Agustus lalu oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

(Baca juga : Menyoal Indeks Kebahagiaan Orang Indonesia Setelah 72 Tahun Merdeka)

Indeks kebahagiaan tertinggi berada di wilayah yang secara langsung berada di pulau-pulau kecil, dekat dengan pantai dan laut.

Sejumlah bocah bermain di Pantai Amed di Karangasem, Bali, Minggu (1/10/2017). Status Gunung Agung yang mengalami peningkatan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) tak berdampak signifikan terhadap kunjungan sejumlah destinasi wisata di Bali yang tetap ramai pengunjung.AFP PHOTO/BAY ISMOYO Sejumlah bocah bermain di Pantai Amed di Karangasem, Bali, Minggu (1/10/2017). Status Gunung Agung yang mengalami peningkatan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) tak berdampak signifikan terhadap kunjungan sejumlah destinasi wisata di Bali yang tetap ramai pengunjung.
Secara berurutan, indeks kebahagiaan tertinggi menurut BPS terdapat di Provinsi Maluku Utara (75,68), Maluku (73,77), dan Sulawesi Utara (73,69). Ketiga provinsi ini memiliki banyak pulau kecil dan permukiman dekat dengan pantai. Laut yang mengitari Maluku Utara, Maluku dan Sulawesi Utara adalah Samudera Pasifik, Laut Sulawesi, Laut Maluku dan Laut Banda.

Selanjutnya, indeks kebahagiaan tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (73,57), Kalimantan Utara (73,33), dan Gorontalo (73,19). Laut di tiga provinsi ini adalah Laut Sulawesi dan Teluk Tomini. Indeks kebahagiaan berikutnya di Provinsi Kepulauan Riau (73,11).

Survei BPS itu berlangsung pada April 2017, tersebar di 487 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Seperti kita ketahui, sebanyak 60 persen penduduk Indonesia berdiam di wilayah pesisir. Berdasarkan penelitian University of Canterbury di Selandia Baru dan Michigan State University serta BPS 2017, gambaran kesehatan mental dan indeks kebahagiaan berada di pemukiman wilayah pesisir, yang paling dekat pantai dan laut.

Dengan kondisi seperti itu, yang patut mendapat perhatian adalah bagaimana merawat kesehatan mental dan kebahagiaan dengan pemandangan laut tersebut. Khususnya pemukiman dekat pesisir yang kebanyakan rumah-rumah dan bangunan posisinya masih membelakangi laut. Pantai dan laut harus menjadi tampilan depan, bukan belakang.

KOMPAS.com/LAKSONO HARI W Indeks Kebahagiaan Indonesia 2017

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com