Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid: Kepala Daerah Berperan Besar Ciptakan Kerukunan Beragama

Kompas.com - 20/10/2017, 07:59 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Direktur Wahid Institute Yenny Wahid menekankan pentingnya peran kepala daerah untuk merawat keberagaman di daerahnya.

Seorang kepala daerah, kata dia, seharusnya mampu mengedepankan kepentingan masyarakat luas.

"Kepala daerah sebetulnya bisa memainkan peran besar untuk mendinginkan suasana," kata Yenny seusai diskusi bertajuk "Islam and Democracy In Indonesia" di Kampus Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Kamis (19/10/2017).

Yenny menambahkan, salah satunya dengan mengaktifkan peran kelompok moderat di daerahnya masing-masing san memberi ruang seluas-luasnya bagi mereka untuk nengaktualisasikan daerahnya masing-masing.

Baca: Yenny Wahid Nilai Agama Bukan Alat Pemecah, tetapi Perilaku Pemeluknya

Jika itu dilakukan, Yenny yakin kerukunan antar-agama akan tercipta.

Ia menilai, masih banyak kepala daerah yang takut terhadap desakan kelompok-kelompok radikal.

Kelompok tersebut, menurut Yenny, sangat pandai memberikan tekanan publik karena biasanya memberikan sebuah "cap" kepada kepala daerah yang bersangkutan jika tidak melakukan apa yang mereka minta.

"Kepala daerah akan dicap sebagai anti agama tertentu, etnik tertentu dan sebagainya. Banyak kepala daerah takut jadinya. Ini bukan cuma di Indonesia," ujar Yenny.

Namun, Yenny melihat ada beberapa daerah yang bisa menjadi contoh baik dalam mengelola keberagaman.

Kepala daerah di daerah-daerah tersebut juga memberi peran yang sangat penting.

Beberapa daerah tersebut di antaranya Purwakarta, Bojonegoro, Solo, dan Kupang.

"Kupang baik. Masjid yang selama tiga tahun tidak pernah diberikan izin karena ada kelompol Kristen yang agak keras menolak izin masjid, kemudian setelah wali kota Kupang yang baru terpilih, dia mengeluarkan izin," kata Yenny.

Putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid itu menambahkan, sejumlah temuan menunjukkan bahwa kepala-kepala daerah yang hanya menggunakan isu retorika populis tanpa dibarengi kinerja yang baik, tak akan terpilih di periode berikutnya.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang kepala daerah perlu menunjukkan kinerja positif dan hasil kerjanya dirasakan betul oleh masyarakat.

Termasuk kerja seorang kepala daerah dalam mengelola keberagaman di daerah tersebut.

"Jadi awalnya mungkin mereka terpilih ketika menggunakan sentimen keagamaan, sentimen etnis dan sebagainya. Tapi term berikutnya ketika mencalonkan diri lagi, kinerjanya jeblok, tidak kepilih," kata Yenny.

Kompas TV Jemaat Gereja Bagi-Bagi Takjil Untuk Berbuka Puasa


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com