Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag Nilai Pemberitaan Antar-Agama Belum Berimbang

Kompas.com - 18/10/2017, 16:14 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama, MastukiKOMPAS.com/Nabilla Tashandra Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama, Mastuki
TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama, Mastuki melihat bahwa isu politik identitas dan politisasi agama saat ini semakin ramai dibincangkan.

Hal itu disampaikan Mastuki dalam sesi diskusi dengan pimpinan agama di Indonesia dalam konferensi jurnalis agama, Rabu (18/10/2017).

Dalam kurun waktu 2016-2017, Kementerian Agama melihat bahwa tensi antar-agama muncul tidak semata-mata karena agama tapi juga menyentuh aspek rasial. Namun, tensi antar-agama yang sering muncul hanya meyinggung agama tertentu.

"Tensi antar-agama ini hemat saya mendapat porsi yang cukup besar dengan berbagai perspektif," kata Mastuki di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang, Rabu.

Ia berharap media massa dapat memberikan porsi berimbang terhadap pemberitaan berbagai agama. Saat ini ia melihat belum secara merata semua agama mendapatkan porsi yang proporsional dalam pemberitaan.

Hal itu, menurut dia, demi terciptanya harmoni antar-agama di masyarakat.

"Untuk mempromosikan kohesi sosial," ujarnya.

(Baca juga: Menag: Tak Satu Pun Agama Ajar Merendahkan Orang dan Menumpahkan Darah)

Menurut Mastuki, media massa berperan besar dalam membentuk perspektif tertentu di masyarakat.

"Semua kasus diselesaikan di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Tapi tidak selalu paralel apa yang diselesaikan di FKUB dengan apa yang ada di media. Akan banyak ragam di situ," tutur Mastuki.

Hal senada diungkapkan Direktur Institute for Interfaith Dialogue in Indonesia (Interfidei), Elga Sarapung.

Elga melihat pemberitaan soal agama di media massa masih belum berimbang, baik dari segi agama maupun dari intensitasnya.

"Pemberitaan memang lebih banyak muncul kalau ada peristiwa. Entah gereja ditutup, entah komunitas yang mengatasnamakan Kristen tapi 'aneh-aneh', lalu digebukin masyarakat. Tapi hampir tidak ada yang soft," kata Elga.

Ini termasuk pemberitaan soal hari besar, misalnya Paskah dan Natal. Helga menilai pemberitaan Kristen Katolik lebih banyak daripada Kristen Protestan.

"Paskah terutama. Pasti selalu Katedral (yang diberitakan). Tidak pernah Immanuel. Hal-hal seperti itu," ujarnya.

Kompas TV Beberapa titik bahkan mendapat pantauan lebih, karena ada potensi tersebarnya paham radikalisme.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com