(baca: Survei Indikator: Ahok dan Gatot Paling Diunggulkan Jadi Cawapres Jokowi)
Burhan pun mengingatkan fenomena yang terjadi pada pilpres 2014 lalu. Pada Desember 2013, Indikator Politik juga membuat survei yang mengukur elektabilitas Jokowi dan Prabowo secara head to head.
Saat itu, Jokowi yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta memiliki elektabilitas sangat tinggi, yakni sekitar 60 persen. Sementara Prabowo hanya 27 persen.
Namun, elektabilitas Prabowo terus naik menjelang pilpres 2014 digelar.
Pada akhirnya, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mampu meraup 48,66 persen suara dalam pilpres.
Sementara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya menang tipis di angka 51,34 persen.
"Prabowo punya rekor luar biasa. Bisa naikkan elektabilitas makin dekat dengan pemilu. Jadi jangan patah semangat dulu," kata Burhan.
Namun, Burhan juga menilai calon lain di luar Jokowi dan Prabowo masih memiliki peluang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya responden yang tidak menentukan pilihan.
Saat tak diberi pilihan daftar nama, responden yang tak menjawab mencapai 47,4 persen. Saat simulasi head to head Jokowi vs Prabowo, angkanya juga masih cukup besar, yakni 9,8 persen.
"Ini artinya masih ada potensi untuk figur alternatif," ujar Burhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.