Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pensiun, Popularitas Gatot Nurmantyo Dinilai akan Meredup

Kompas.com - 05/10/2017, 17:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik LIMA Ray Rangkuti menilai bahwa popularitas Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo cukup naik, belakangan ini.

Hal tersebut tak lepas dari dukungan Gatot terhadap sejumlah aksi unjuk rasa, pernyataan Gatot soal aktivis yang ditangkap gara-gara dugaan makar, isu kebangkitan komunisme hingga 5.000 senjata api ilegal.

Namun, Ray ragu popularitas Gatot akan bertahan setelah pensiun dari militer, Maret 2017 mendatang.

"Apakah mungkin Gatot meningkat lagi popularitasnya setelah pensiun nantinya? Saya agak ragu menjawab iya," ujar Ray dalam acara diskusi di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (5/10/2017).

Pengalaman empirik membuktikan itu. Pascareformasi, setidaknya sudah ada enam orang yang pensiun dari jabatan Panglima TNI. Mulai dari Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto hingga Jenderal TNI Moeldoko.

(Baca: Panglima TNI Mengaku Berpolitik Negara, Bukan Politik Praktis)

Popularitas keenam orang tersebut memang tinggi ketika bintang empat masih tersemat di pundaknya. Namun begitu pensiun, 'sinar' mereka redup seiring dengan waktu.

"Semenjak reformasi, tidak ada cerita itu Panglima TNI naik menjadi tokoh politik nasional," ujar Ray.

Meski ragu, Ray juga tidak yakin sepenuhnya nasib Gatot akan sama seperti pendahulunya. Ibarat kata, lain padang lain ilalang, apalagi belalang.

(Baca: Moeldoko: Kalau Semua Jenderal Berpolitik, Siapa yang Akan Memikirkan Petani)

Hal yang menjadi tanda tanya selanjutnya yakni, jika Gatot berambisi maju dalam Pilpres 2019, peran apa yang akan dimainkan Gatot demi mempertahankan, bahkan meningkatkan popularitasnya di publik?

"Saya pernah datang ke acara shalat subuh berjemaah. Di spanduknya itu besar sekali ada wajah Gatot Nurmantyo. Nah, apakah peran seperti ini yang dimainkan Pak Gatot ke depannya? Saya enggak mengetahuinya," ujar Ray.

Kompas TV Panglima TNI Jawab Soal Kegaduhan Politik di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Kalau Perusahaan Rugi Direkturnya Harus Dihukum, Semua BUMN Juga Dihukum

Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Kalau Perusahaan Rugi Direkturnya Harus Dihukum, Semua BUMN Juga Dihukum

Nasional
Terseret Kasus Gubernur Maluku Utara, Pengusaha Muhaimin Syarif Punya Usaha Tambang

Terseret Kasus Gubernur Maluku Utara, Pengusaha Muhaimin Syarif Punya Usaha Tambang

Nasional
Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Nasional
Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Nasional
Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com