Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Alokasi Terbesar Anggaran Pansus untuk Konsumsi, Anggota DPR Kerjanya Makan?"

Kompas.com - 27/09/2017, 16:17 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja Panitia Khusus Hak Angket DPR terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi terus menjadi sorotan.

Pada rapat paripurna, Selasa (26/9/2017), DPR memutuskan memperpanjang masa kerja Pansus Angket KPK yang akan berakhir pada 28 September 2017.

Selain mempertanyakan alasan DPR memperpanjang masa kerja Pansus, Analis Exposit Strategic Arif Susanto juga menyoroti alokasi anggaran untuk kerja Pansus yang jumlahnya terbilang sangat besar.

"Soal anggaran, Pansus KPK ini menyedot biaya Rp 3,1 miliar. Rp 3,1 miliar itu bukan hanya tidak efisien, kenapa? Karena alokasi terbesar untuk konsumsi rapat," kata Arif, dalam konferensi pers di D'Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).

Baca: PKS, Gerindra, dan PAN Walk Out dari Paripurna Perpanjangan Pansus Angket

"Saya enggak ngerti anggota DPR ini kerjanya makan atau menyelidik," tambah dia.

Menurut Arif, pembentukan Pansus Angket KPK bisa dianggap penyalahgunaan kekuasaan karena anggaran negara yang besar itu justru dimanfaatkan untuk melawan keinginan rakyat yang berharap penuntasan kasus-kasus korupsi.

"Biaya terbesar dari 3,1 M untuk konsumsi. Menyedihkan. Apa sebegitu kurang makan anggota DPR?," ujar dia.

Sementara, Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, menyoroti sikap Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sebagai pemimpin rapat paripurna.

Ia menilai, sebagai pimpinan sidang, seharusnya Fahri tak langsung mengetok palu sebagai tanda bahwa rapat paripurna memutuskan diperpanjangnya masa kerja Pansus Angket KPK.

Pengambilan keputusan diwarnai aksi "walk out" oleh anggota dari tiga fraksi, yakni Gerindra, PKS, dan PAN.

"Lihat bagaimana Fahri memaksakan, enggak peduli orang walk out. Perpanjangan Pansus, enggak peduli orang yang enggak setuju tapi langsung ketok (palu)," kata Sebastian.

Sebelumnya, Ketua Pansus Hak Angket KPK Agun Gunandjar Sudarsa menyampaikan bahwa anggaran untuk Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencapai sekitar Rp 3,1 miliar.

"Kami juga bicarakan masalah anggaran. Anggarannya mencapai Rp 3,1 miliar," kata Agun seusai memimpin rapat perdana yang membahas sejumlah agenda Pansus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Agun menambahkan, biaya tersebut termasuk kegiatan konsinyering untuk kunjungan ke luar kota serta mengundang pakar dan ahli terkait.

Pansus hanya memperlihatkan sekilas soal rincian anggaran tersebut. Salah satunya adalah pembiayaan rapat-rapat yang dianggarkan mencapai Rp 582,5 juta.

"(Yang paling besar) yang kami tahu untuk keperluan konsumsi rapat-rapat," kata dia.  

Kompas TV Pansus Hak Angket KPK Diperpanjang


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

Nasional
Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena 'Mark Up' Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena "Mark Up" Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com