Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com “Reborn” 2008 dan Satu Jiwa Visi Jakob Oetama

Kompas.com - 14/09/2017, 11:52 WIB
Heru Margianto

Penulis

Satu Jiwa

Kehadiran brand Kompas di Internet melalui Kompas.com pada akhirnya memperluas audiens KompasKompas.com  dengan karakteristik mediumnya yang khas mampu menjangkau audiens lain di luar audiens harian Kompas.

Mayoritas pembaca Kompas.com berusia lebih muda dari pembaca harian Kompas. Mereka berusia 18-40 tahun. Mayoritas lelaki. Mereka adalah “intelectual male” yang sedang menapaki karier di level menengah.

Sementara, pembaca harian Kompas umumnya adalah mereka yang berusia matang di rentang 40 tahun ke atas. Mereka adalah top management di sejumlah perusahaan nasional dan Internasional, juga kalangan birokrasi di posisi-posisi penting pengambil keputusan.

Dalam perjalanan selanjutnya, video-video yang dikembangkan Kompas.com di tahun 2008 adalah cikal bakal lahirnya Kompas TV yang mengudara pada 9 September 2011.

Arti penting kehadiran TV juga diungkapkan Jakob dalam tulisannya.

"Selain dalam bentuk cetak, Kompas juga memiliki wahana Internet, Kompas.com-portal berita yang telah maju jauh dibandingkan dengan tiga tahun lalu. Satu platform yang tidak dimiliki Kompas secara penuh, tetapi masih sangat penting sebagai content delivery channel adalah TV. Untuk melengkapi kebijakan multiplatform, Kompas ingin memasuki industri televisi, yang terutama didorong faktor keharusan dan kecepatan menyampaikan misi pencerahan lebih produktif, efisien, dan cepat." (Jakob Oetama, Merajut Nusantara Menghadirkan Indonesia, 2010)

Kehadiran Kompas TV menggenapkan visi Jakob tentang brand Kompas yang harus hadir di segala wahana yang diakses masyarakat demi mendapatkan informasi.

Demikianlah, harian Kompas, Kompas.com, dan Kompas TV adalah satu jiwa yang bersumber pada visi Jakob Oetama mencerahkan masyarakat dengan jurnalisme yang baik yang memanusiakan manusia dalam setiap isi pemberitaanya.

Kompas, demikian Jakob, dalam platform apapun dia hadir, juga harus memberi kontribusi bagi pengembangan demokrasi di negeri ini.

"I am among those who convince that Tripple M is only a way of delivering messages, and the most important thing is still the message. Content! Content! Content! What is content? Democratisation and humanization." (Jakob Oetama, The Future of Newspaper: Symbiosis of Creativity and Technology, 2012). 

 

-Selesai-

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Nasional
Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Nasional
Stafsus Klaim Jokowi Tak 'Cawe-cawe' di Pilkada Manapun

Stafsus Klaim Jokowi Tak "Cawe-cawe" di Pilkada Manapun

Nasional
Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Nasional
Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Nasional
Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Nasional
Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Nasional
PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Nasional
Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com