Soal Kendeng
Protes petani Kendeng yang digelar di depan Istana Kepresidenan sebenarnya sudah dimulai sejak tahun lalu, tepatnya 12 April 2016.
Para petani memprotes pembangunan dan aktivitas pabrik PT Semen Indonesia di wilayah Kendeng, yang dianggap bisa merusak lingkungan dan mematikan mata pencaharian mereka.
Aksi mereka menarik perhatian karena dilakukan dengan mengecor kaki. Ini bermakna bahwa para petani terbelenggu dengan pembangunan pabrik semen.
Namun, aksi itu berubah menjadi tragedi dengan meninggalnya seorang petani bernama Patmi, yang ikut dalam aksi mengecor kaki.
(Baca: Wafatnya Patmi dan Solidaritas Perjuangan untuk Para Petani Kendeng)
Pada 2 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo menemui sembilan petani tersebut. Kepada mereka, Presiden berjanji segera memerintahkan jajarannya untuk melakukan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) terkait dampak pembangunan pabrik semen pada wilayah Kendeng.
Selama KLHS dilakukan, Jokowi berjanji operasi yang dilakukan PT Semen Indonesia dihentikan. Selain itu, pada 5 Oktober 2016 Mahkamah Agung juga mengabulkan tuntutan petani Kendeng agar membatalkan izin operasi PT Semen Indonesia.
Namun, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru menerbitkan izin lingkungan baru bagi PT Semen Indonesia. Petani Kendeng pun kembali melakukan aksi unjuk rasa di Istana.
Mereka meminta Jokowi menepati janjinya dengan mencabut izin yang diterbitkan Ganjar. Namun, tuntutan itu ditolak oleh Jokowi.
(Baca juga: Petani Kendeng Terbelenggu Janji Jokowi...)
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengaku sudah menyampaikan tuntutan para petani tersebut kepada Presiden. Namun, Presiden tidak mau mencabut izin yang diterbitkan Ganjar tersebut karena merupakan wewenang pemerintah daerah.
"Itukan memang pemda punya kewenangan buat (menerbitkan) izin itu, tidak semua dari Presiden," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/3/2017) lalu.
Hingga saat ini, KLHS tahap II yang dilakukan pemerintah masih belum juga rampung. PT Semen Indonesia masih beroperasi. Petani Kendeng masih menuntut janji Jokowi dari sebrang Istana.
(Baca juga: KLHS Kendeng Rampung, tetapi Belum Bisa Umumkan)