Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grace Natalie Yakin PSI Mampu Ikuti Jejak Partai En Marche di Perancis

Kompas.com - 26/08/2017, 22:24 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menargetkan partainya mampu memperoleh 10 persen suara nasional pada Pemilu Legislatif 2019.

Partai yang anggotanya didominasi oleh anak-anak muda itu optimistis menang pemilu dan minimal mampu meraih 4 persen suara atau sekitar 20 kursi perwakilan di DPR.

"Target kami minimal 10 persen. Jadi kami optimistis kalau untuk memenuhi syarat 4 persen saja kami pasti bisa, 4 persen itu kan hanya sekitar 20-an wakil rakyat," ujar Grace saat usai menghadiri acara Kopi Darat Wilayah PSI DKI Jakarta, di Hotel Novotel, Jakarta, Sabtu (26/8/2017).

Grace menampik anggapan bahwa target tersebut mustahil untuk dicapai.

Dia pun mencontohkan sebuah partai politik baru di Perancis, La République en Marche!, yang mampu meraih kursi mayoritas di parlemen.

Partai En Marche! didirikan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron pada 6 April 2016. Pada usia 39 tahun, Macron akan menjadi presiden Perancis termuda dalam sejarah setelah meraih 65 persen suara saat Pilpres Perancis putaran kedua pada Mei 2017.

"Kalau dibilang mustahil, kita sudah melihat di Perancis ada partai baru, En Marche!, yang mendapat kursi terbanyak di parlemen dan mayoritas anak-anak muda semua," kata Grace.

(Baca juga: Dana Minim, PSI Nebeng Kantor hingga Rapat di Hutan)

Grace mengaku tidak mudah untuk menjaring generasi muda agar tidak apatis dan skeptis terhadap politik, seperti yang dilakukan oleh PSI saat ini.

Namun, hal tersebut harus dilakukan agar DPR diisi oleh wakil-wakil rakyat dari kalangan muda yang memiliki semangat untuk membuat perubahan.

"Apa yang sedang kami lakukan, ingin membangkitkan kesadaran publik bahwa politik itu penting," ucapnya.

"Kami siap menjadi alien, siap dikucilkan dan dianggap aneh. Karena dari awal visi kami tidak hanya meramaikan dewan tapi juga mau menaikkan standar demokrasi. Itu impian kami," ucap politisi yang pernah berprofesi sebagai jurnalis televisi itu.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie, Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, dan Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka ditemui di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/8/2017).Fachri Fachrudin Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie, Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, dan Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka ditemui di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/8/2017).
Selain itu Grace juga menutturkan bahwa partainya melibatkan sejumlah nama besar dari kalangan aktivis dan akademisi yang akan menjadi panel juri proses perekrutan bakal calon legislatif.

Panel juri tersebut akan menentukan bakal calon yang sudah mendaftar layak dicalonkan atau tidak.

(Baca juga: PSI Prioritaskan Caleg 2019 dari Kalangan Aktivis Antikorupsi dan HAM)

Dalam proses rekrutmen tersebut, lanjut Grace, PSI juga akan melibatkan partisipasi masyarkat dengan memberikan masukan nama-nama tokoh yang layak dicalonkan sebagai calon legislatif.

Menurut Grace, partainya akan sangat ketat dalam menentukan nama-nama yang akan dicalonkan sebagai anggota legislatif dan memastikan mereka benar-benar bekerja untuk kepentingan masyarakat.

"Kami mencari para wakil rakyat yang benar-benar menyerap aspirasi masyarakat, kalau rapat hadir semua dengan kesadaran penuh, kalau kunjungan kerja itu jelas, punya pertanggungjawaban. Kalau reses benar-benar kembali ke daerah konstituennya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com