Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Terus Naik, Prestasi DPR Dinilai Malah Semakin Anjlok

Kompas.com - 14/08/2017, 18:33 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengkritik keinginan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang mewacanakan untuk menambah anggaran parlemen tahun 2018 sebesar Rp 5,7 triliun.

Apalagi, Roy menilai rencana penambahan anggaran itu muncul saat DPR belum memperlihatkan kinerja yang baik.

"Anggaran yang dihabiskan oleh DPR belum disertai dengan prestasi kerja yang memuaskan publik dari fungsi legislasi, fungsi anggaran dan pengawasan," ujar Roy di Jakarta, Senin (14/8/2017).

Roy mengungkapkan, anggaran DPR trennya selalu naik dari tahun ke tahun. Periode 2009-2014 misalnya, rata-rata per tahun DPR memperoleh anggaran sebesar Rp 2,74 triliun atau sekitar 0,18 persen dari total belanja negara.

Sedangkan periode 2015-2017, dalam tiga tahun ini mendapat dukungan anggaran dengan jumlah rata-rata pertahun sebesar Rp 4,72 triliun atau sekitar 0,24 persen dari total belanja negara.

Peningkatan anggaran tersebut hampir dua kali lipat atau sekitar 173 persen dari rata-rata anggaran DPR periode sebelumnya.

"Anggaran itu berkolerasi dengan kinerja, anggaran makin besar harusnya prestasi naik. Bukan kebalik, anggaran naik prestasi anjlok," kata Roy.

Tak hanya itu, kata Roy, rata-rata pertumbuhan anggaran DPR setiap tahunnya mencapai 13,5 persen. Periode ini pun meningkat dibandingkan periode yang lalu dengan rata-rata pertumbuhan anggaran sebesar 8,3 persen.

"Pertumbuhan anggaran tertinggi terjadi di tahun anggaran 2015, awal periode kali ini yang mencapai 59,3 persen. Fenomena yang sama ditahun 2010 untuk DPR periode sebelumnya dengan kenaikan anggaran mencapai 43,2 persen," ujar Roy.

(Baca juga: PDI-P Belum Mau Bahas soal Pengajuan Anggaran DPR Rp 5,7 Triliun)

Meski DPR kerap meminta anggaran besar, namun menurut Roy, permintaan itu selalu tak disertai dengan perencanaan yang matang sesuai kebutuhan riil.

Hasilnya, tingkat serapan anggaran DPR periode ini sampai dengan tahun lalu rata-rata hanya sebesar 73,8 persen per tahun.

"Serapan anggarannya masih lebih tinggi DPR periode sebelumnya sebesar 78,1 persen per tahun," kata Roy.

(Baca juga: Soal Pengajuan Anggaran DPR, MKD Akan Panggil BURT dan Setjen)

Adanya deviasi yang lebar antara rencana anggaran dengan realisasinya tersebut, kata Roy, menunjukkan bahwa ada persoalan dalam perencanaan penganggaran di tubuh DPR.

"Anggaran yang diminta besar tetapi kebutuhannya riilnya tidak sebesar yang dianggarkan. Kebiasaan pola penganggaran seperti ini hanya mengurangi porsi anggaran pembangunan yang dibutuhkan masyarakat," tutur Roy.

Kompas TV DPR mengajukan kenaikan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja di tahun 2018 mencapai Rp 7,2 Tirilun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com