Kalkulasi dari semua itu sebenarnya akan bermuara di status yang dikenal sebagai "combat readiness".
Nah, pada perhitungan yang langsung berhubungan dengan kesiapan tempur itulah, maka peranan dukungan administrasi dan logistik akan menjadi tulang punggung pada proses perencanaan kesiapan tempur.
Pada titik inilah maka kesiapan "spare-parts" pesawat dan peralatan pendukungnya yang terlihat "sepele" ternyata kemudian menjadi peran sentral juga pada target operasi yang menuntut kesiapan tinggi. Belum lagi dalam proses menyiapkan sumber daya manusia yang harus mengawakinya, terutama para pilot dan teknisi pesawat terbang.
Harapannya adalah dengan telah dipilihnya pesawat Su-35, maka pola pertahanan udara nasional dapat disempurnakan lebih baik lagi ke depan. Para pilot dan teknisi Angkatan Udara sudah membuktikan dirinya tangguh dan terampil dalam mengawaki pesawat terbang tempur berteknologi mutakhir.
Selamat datang Su-35, walau di luar sana banyak juga keluar selorohan yang mengatakan sebagai Sukhoi rasa kopi. Selorohan yang pasti tidaklah bermakna negatif tentunya, kecuali bagi mereka yang sudah kehilangan "sense of humor".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.