Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku Elite Politik Dinilai Merusak Ikatan Sosial Masyarakat

Kompas.com - 08/08/2017, 11:57 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, masyarakat Indonesia sejatinya memiliki toleransi yang sangat autentik.

Kesadaran akan keberagaman dan hidup saling menghormati, merawat toleransi antar-sesama sangat tinggi.

Akan tetapi, menurut dia, toleransi yang sudah baik tersebut belakangan rusak karena perilaku elite politik.

"Laku politik kita belakangan ini bagi saya masuk pada level yang memuakkan bagi mereka yang merawat nalar sehat, karena cenderung destruktif dan merusak sendi-sendi rekatan kuat sosial antar kelompok, etnis dan Agama," ujar Dahnil, melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (8/8/2017).

Laku politik rente yang menghalalkan segala cara dan mengabaikan kepentingan bersama, menurut Dahnil, telah merusak rekatan sosial di masyarakat.

Politisi menghalalkan segala cara untuk menang dan berkuasa. Makna toleransi dimonopoli sesuka dan sesuai selera kepentingan politik.

"Toleransi dijadikan alat politik, orang yang berbeda dan tidak setuju dan berbeda sikap politik distigmatisasi menjadi kelompok intoleran, demikian sebaliknya. Ada sebagian yang juga menggunakan agama sebagai alat politik bukan justru meninggikan etika," papar Dahnil.

Ia mengajak elite politik untuk berhenti memanfaatkan toleransi menjadi alat politik.

Menurut dia, toleransi harus bersifat autentik, melahirkan dialog dan saling hormat menghormati secara tulus, bukan basa-basi politik.

Para elite seharusnya meninggikan akhlak politik atau etika politik, bukan menghalalkan segala cara untuk menegasikan lawan politik.

"Politik yang menghalalkan segala cara melahirkan prilaku politisi yang minus etika dan akhlak. Menghadirkan Agama sebagai solusi bagi kehidupan sosial dan politik, sebagai perekat sosial bagi kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Dahnil.

Kompas TV Mengambil Peran Mendukung Keberagaman dan Toleransi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com