Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Anggota ISIS Lupa Cukur Kumis, Timnas Indonesia Gagal ke Piala Asia

Kompas.com - 24/07/2017, 06:03 WIB

KOMPAS.com - Ada kabar menarik apa saja sepanjang hari Minggu (23/7/2017) kemarin? Bagi Anda yang tak sempat mengikuti aliran berita, simak saja lima berita terpopuler berikut ini.

1. Anggota ISIS Menyamar Jadi Perempuan, Sayang Lupa Mencukur Kumis

Sejumlah anggota ISIS melakukan segala upaya agar bisa meloloskan diri dari kota Mosul yang sudah direbut kembali pasukan Irak.

Salah seorang anggota ISIS yang tertangkap tentara Irak sebenarnya sudah maksimal melakukan penyamaran.

Dia menyamar menjadi seorang perempuan. Pria ini bahkan tak hanya mengenakan pakaian perempuan tetapi juga memakai pinsil alis, maskara, bedak, dan lipstik.

Namun, entah bagaimana, pria ini melupakan satu detil utama yaitu lupa mencukur kumis dan janggutnya. Alhasil, tentara Irak dengan mudah mengenali dan menangkap dia.

Baca selengkapnya di sini

2. Di Media Massa dan di Lapangan HTI Dinilai Berbeda soal Pancasila

Sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) Syafiq Alielha menilai, apa yang disampaikan para pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI) di media massa sering bertolak belakang dengan realita di lapangan. Contohnya soal bahwa HTI bertentangan dengan Pancasila.

Di depan media massa, lanjut Syafiq, pimpinan HTI menyatakan bahwa keberadaan HTI tak bertentangan dengan Pancasila. Di sisi lain, nyatanya anggota HTI terus menyebarkan ideologi khilafah untuk menggantikan Pancasila.

Saat melakukan unjuk rasa di lapangan, banyak anggota HTI menggunakan kalimat yang sama dengan kelompok teroris, seperti thogut. Pemerintah dianggap thogut, musuh yang harus disingkirkan.

Baca selengkapnya di sini

3. Ketua DPP PAN: 2019, PAN bisa ke Jokowi Bisa Tidak...

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/6/2017).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan ada kemungkinan partainya tak lagi mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo setelah adanya perbedaan sikap dalam RUU Pemilu.

"Kami enggak tersandera partai manapun atau dengan Jokowi. Enggak ada kata harus kami dukung Jokowi, enggak. Untuk peluang dengan Jokowi juga masih ada, tapi kalau harus juga enggak," kata Yandri ditemui di Karawaci, Tangerang, Sabtu (22/7/2017).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com