Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pemilu 2019, Jangan Pilih Mereka Lagi!"

Kompas.com - 13/07/2017, 16:54 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar seratusan orang memadati halaman Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/7/2017) sore.

Mereka membawa spanduk-spanduk dan bendera, lengkap dengan atribut sebuah band ternama di Indonesia.

Spanduk-spanduk itu kemudian mereka pasang di tangga jembatan penyeberangan yang terletak di depan Gedung KPK.

Kehadiran ratusan orang ini bukan untuk mendemo KPK atau terkait kasus korupsi.

Mereka datang untuk menyaksikan konser kecil Slank.

Konser tersebut digelar sebagai bentuk dukungan terhadap KPK dan pernyataan sikap menolak hak angket KPK.

Baca: Amien Rais: Pansus Angket Akan Buka 'Selubung Wangi' KPK yang Ternyata Palsu, Busuk

Tidak hanya komunitas penggemar Slank, konser sederhana itu juga dihadiri oleh beberapa aktivis anti-korupsi dan pegiat hak asasi manusia.

Aksi dukungan terhadap KPK dibuka oleh budayawan Benny Susetyo.

"Slank bersama KPK konsisten dalam memperjuangkan pemberantasan korupsi. Melawan pemberantasan korupsi berarti berhadapan dengan Slank dan masyarakat Indonesia," ujar Benny, diiringi tepuk tangan seluruh penggemar Slank.

Setelah itu, dia mempersilakan Maria Katarina Sumarsih, seorang aktivis HAM, untuk berorasi.

"Saat saya teriak 'Jokowi', harap dibalas dengan 'hapus korupsi'" kata Sumarsih mengawali orasinya.

Menurut Sumarsih, Presiden Joko Widodo harus bertindak untuk menolak hak angket yang dinilai akan melemahkan upaya pemberantasan korupsi dan KPK.

Baca: KPK Akan Dalami Aliran Uang kepada Amien Rais dalam Perkara Lain

Saat kampanye Pilpres 2014, kata Sumarsih Jokowi menyatakan dukungannya terhadap keberadaan KPK dan berjanji akan mendorong independensi KPK.

"Saat kampanye, Pak Jokowi bilang akan dukung keberadaan KPK yang dalam praktik pemberantasan korupsi jadi tumpuan harapan masyarakat. Independensi KPK harus didorong langkah hukumnya," kata Sumarsih.

Ia juga mengkritik anggota Pansus Hak Angket KPK yang pernah menjadi aktivis pergerakan pada masa reformasi 1998.

"Prihatinnya aktivis 98 yang di DPR sekarang, anak-anak muda itu melindungi para koruptor. Oleh karena itu, saat Pemilu 2019 nanti jangan pilih anggota Pansus Hak Angket! Jangan pilih mereka kembali!" kata Sumarsih.

Selain Sumarsih, Anita Wahid, putri Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, juga memberikan dukungannya terhadap KPK.

Menurut Anita, pembentukan Pansus Angket KPK tidak berangkat dari aspirasi masyarakat dan upaya memperkuat pemberantasan korupsi.

"Hak angket ini untuk kepentingan siapa? Jelas bukan untuk pemberantasan korupsi dan rakyat," ujar Anita.

"Kami akan selalu ingatkan kepada yang ingin lemahkan KPK, kami akan hadang," kata dia.

Selama 30 menit, Slank tampil membawakan beberapa lagu andalannya.

Mereka sempat berkolaborasi dengan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang yang terampil memainkan saxophone.

Kompas TV Yenny Wahid turut hadir dalam pertemuan antara pengurus besar Nahdlatul Ulama dan pimpinan KPK siang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tiga Kali, Hakim Agung Gazalba Saleh Lolos dari Jerat Hukum...

Tiga Kali, Hakim Agung Gazalba Saleh Lolos dari Jerat Hukum...

Nasional
Revisi UU MK: Upaya Kocok Ulang Hakim Konstitusi

Revisi UU MK: Upaya Kocok Ulang Hakim Konstitusi

Nasional
Kapolri Akan Temui Menko Polhukam di Tengah Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus

Kapolri Akan Temui Menko Polhukam di Tengah Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kapolri dan Jaksa Agung Ditegaskan Sudah Bergandengan | Jampidsus Dilaporkan ke KPK

[POPULER NASIONAL] Kapolri dan Jaksa Agung Ditegaskan Sudah Bergandengan | Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Nasional
Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Nasional
Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com