Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Muhammadiyah Lihat Banyak Kejanggalan dalam Kasus Novel

Kompas.com - 20/06/2017, 20:45 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak melihat ada sejumlah kejanggalan dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Hal itu dia sampaikan berdasarkan hasil investigasi secara independen yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.

Hasil temuan tersebut, kata Dahnil, akan diserahkan kepada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel yang dibentuk Komnas HAM agar memiliki kekuatan hukum.

"Kami temukan keganjilan, bisa diungkap secara formal menjadi delik hukum, sehingga kami berkirim surat ke Komnas HAM untuk mendorong pembentukan TGPF," ujar Dahnil saat memberikan keterangan pers di Ruang Pengaduan Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/6/2017).

"Kami sudah mengumpulkan hasil temuan investigasi dan supaya bisa dilanjutkan secara formal maka data itu akan kami serahkan ke TGPF," tambahnya.

(baca: Kapolri: Bagi Kami, Kasus Novel Jadi Utang Kepolisian)

KOMPAS.com/ MOH NADLIR Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak Ketika Ditemui Dalam Kegiatan Peringatan Hari Tanpa Tembaka se-Dunia (HTTS) 2017, di gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2017).
Meski tidak menyebutkan secara detail, Dahnil menuturkan, beberapa kejanggalan yang terjadi diindikasi terkait dengan lambannya proses penuntasan kasus.

Beberapa kejanggalan yang ditemukan bahkan pernah disebut Novel dalam sebuah wawancara dengan Time beberapa waktu lalu.

"Ada banyak keganjilan, indikasi petinggi Polri yang terlibat, pernyataan Novel tentang banyaknya saksi yang melihat kejadian penyiraman dan terlalu mudahnya penyelidik membebaskan begitu saja orang yang dicurigai sebagai pelaku," tutur Dahnil.

(baca: Kapolri Sebut Ada Saksi yang Lihat Langsung Penyiraman Novel Baswedan)

Dahnil berharap pembentukan TGPF diikuti ketegasan sikap Presiden Joko Widodo dalam mendorong pengungkapan kasus Novel secara tuntas.

Menurut dia, peristiwa penyiraman air keras terhadap Novel merupakan teror terhadap upaya pemberantasan korupsi.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi harus bisa menunjukkan keberpihakannya dengan mengutus perwakilan dari unsur pemerintah ke dalam TGPF.

"Mudah-mudahan pembentukan TGPF ini diikuti oleh sikap Presiden. Ada baiknya presiden mengirim perwakilan dari unsur pemerintah. Sudah 70 hari sejak kasus tersebut terjadi, tapi pelakunya belum bisa diungkap," tuturnya.

Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution mengatakan, TGPF dibentuk bersama sejumlah perwakilan organisasi masyarakat sipil antikorupsi.

Menurut Maneger, tindak kekerasan yang dialami Novel bukan merupakan kasus kriminal biasa.

Oleh karena itu, dibutuhkan upaya penanganan dan pengungkapan yang tidak konvensional, dengan melibatkan unsur masyarkat sipil.

(baca: Polri Ingatkan Novel Ada Implikasi Hukum jika Pernyataannya Tak Benar)

TGPF kasus Novel, kata Maneger, beranggotakan pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar, mantan komisioner KPK Bambang Widjojanto dan Busro Muqoddas.

Selain itu, terdapat juga perwakilan dari organisasi masyarakat sipil, antara lain Pemuda Muhammadiyah, Madrasah Anti Korupsi Muhammadiyah, ICW, Kontras, YLBHI dan LBH Jakarta.

Maneger menjelaskan, TGPF akan bekerja selama tiga bulan untuk mengumpulkan fakta dan temuan lain dari hasil-hasil investigasi yang dilakukan oleh organisasi masyarakat sipil.

Setelah itu, TGPF akan mengeluarkan hasil penyelidikan berupa rekomendasi kemudiam diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Kompas TV Usut Pernyataan Novel, Kapolri Kirim Tim ke Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com