Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Urgensi Pembentukan Dapil Luar Negeri

Kompas.com - 03/06/2017, 04:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Kompas TV Pemerintah Tak Khawatir Penambahan Bebani Anggaran

Hak politik terabaikan

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titit Anggraini menilai hak-hak politik WNI yang tinggal di luar negeri saat ini cenderung diabaikan. Padahal, kontribusi mereka besar terhadap perekonomian tanah air.

Di samping itu, mereka juga memiliki hak-hak politik yang sama dengan WNI yang tinggal di dalam negeri. Para WNI yang tinggal di luar negeri justru dianggap memiliki kepentingan khusus dan memerlukan saluran politik tersendiri untuk menjamin terlindunginya hak-hak politik mereka.

"Untuk itu perlu dibentuk daerah pemilihan luar negeri agar WNI yang tinggal di luar negeri memiliki wakil di DPR, yang mana hal ini akan memudahkan penyaluran aspirasi politik dan perjuangan kepentingannya," kata Titi saat dihubungi melalui pesan singkat.

Dengan menggabungkan suara pemilih di luar negeri dengan suara pemilih di DKI Jakarta, Titi menilai bahwa perbedaan karakter dan kebutuhan pemilih diabaikan.

Dari segi jumlah, Titi membandingkannya dengan jumlah penduduk di beberapa daerah di Indonesia. Misalnya pada 2009, saat itu jumlah WNI di luar negeri berkisar 1,4 juta orang.

Jumlah tersebut sama dengan Sulawesi Tenggara (1,4 juta) dan Kalimantan Tengah (1,5 juta). Namun dua daerah tersebut masing-masing mendapatkan lima dan enam kursi di DPR RI.

Sementara Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku Utara, dan Papua Barat yang memiliki pemilih kurang dari 1 juta orang, masing-masing memiliki tiga kursi di DPR RI. Sehingga, setidaknya dapil luar negeri mendapatkan tiga kursi.

"Jumlah kursi perwakilan tersebut sama dengan jumlah kursi minimal yang dimiliki setiap provinsi," ucap Titi.

Adapun mengenai opsi alternatif yang diungkapkan Ketua Pansus RUU Pemilu Lukman Edy, yakni menambah kursi di dapil DKI 2, Titi menilai tak akan menyelesaikan permasalahan yang ada.

Caleg DKI 2 nantinya tetap akan memprioritaskan suara pemilih di Jaksel dan Jakpus ketimbang pemilih di luar negeri.

"Justru karena mereka menolak bergabung dengan Jakarta 2 lah mengapa mereka minta dapil sendiri. Jadi kalau kursi ditambah tapi tetap bergabung dengan Dapil 2 Jakarta tidak akan pernah menyelesaikan masalah dan tak sesuai dengan aspirasi mereka," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com