Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi ISIS dari Filipina, TNI Kerahkan Alutsista hingga Nelayan

Kompas.com - 01/06/2017, 14:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan milisi pro-ISIS ke Kota Marawi, Mindanao, Filipina Selatan, membuat TNI memperketat perbatasan Indonesia-Filipina.

TNI tidak ingin milisi memperluas arena serangan mereka ke tanah air.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo telah menginstruksikan jajarannya untuk tidak melepaskan pengawasan terhadap daerah perbatasan Indonesia-Filipina.

"Jadi kami ini melakukan operasi laut. Mulai dari Halmahera Utara, Morotai, Siangir sampai Laut Sulawesi," ujar Panglima TNI di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017).

(baca: Diduga Terlibat Serangan di Marawi, Tujuh WNI Masuk DPO di Filipina)

Tidak hanya mengerahkan personel beserta alat utama sistem persenjataan, Panglima TNI juga meminta bantuan para nelayan setempat untuk ikut mengawasi masuknya orang asing melalui jalur laut.

"Kami mengkoordinasi nelayan di sepanjang pesisir pantai kita bersama-sama Babinsa dan intelejen di sana," ujar Gatot.

Gatot menambahkan, dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Terorisme, sulit untuk menindak orang asing yang masuk ke Indonesia untuk melakukan aksi teror.

(baca: Panglima TNI: Bodoh jika Masih Pakai UU Anti-Terorisme yang Sekarang)

"Kalau undang-undangnya seperti ini, orang asing masuk dari mana saja boleh-boleh saja. Wong dia berbuat (teror) dulu, baru diperiksa. Paling aman (untuk kelompok teror)," ujar Gatot.

Oleh sebab itu, Gatot berharap DPR RI segera merampungkan Revisi UU Anti-Terorisme agar Indonesia memiliki pertahanan yang kuat dari ancaman teror.

Milisi Maute yang merupakan sayap dari ISIS menyerang Kota Marawi di Mindanao. Pertempuran terjadi sejak Selasa (23/5/2017) lalu.

Menurut militer, 15 tentara, 2 polisi ditambah 19 warga sipil tewas dalam pertempuran itu.

Sementara, dari kubu milisi juga banyak korban tewas, yakni mencapai 61 orang. Sebanyak 17 warga negara Indonesia juga berada di kota itu.

Saat ini, pihak Kementerian Luar Negeri sedang berupaya untuk mengevakuasi ketujuhbelas WNI tersebut dari Marawi.

Kompas TV Menkopolhukam Wiranto mengatakan, perlu usaha ekstra untuk mengevakuasi wni yang terjebak di Marawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com