Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ujaran Kebencian dan Ancaman Melanggar Hukum, Serahkan kepada Aparat"

Kompas.com - 29/05/2017, 11:08 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi meminta kelompok masyarakat tidak main hakim sendiri dan melakukan persekusi dalam menyikapi ujaran kebencian terhadap tokoh tertentu melalui media sosial.

Menurut Zuhairi, ujaran kebencian dan ancaman merupakan sebuah bentuk pelanggaran hukum.

Oleh karena itu, hanya pihak kepolisian yang bisa melakukan tindakan terhadap terduga pelaku.

"Ujaran kebencian dan ancaman itu kan melanggar hukum karena itu sepatutnya (persekusi) tidak dilakukan oleh kelompok manapun atas klaim kebenaran apapun. Kita serahkan kepada aparat penegak hukum," ujar Zuhairi, saat dihubungi, Senin (29/5/2017).

Zuhairi juga berharap kepolisian dapat bertindak tegas terhadap siapa saja yang melakukan aksi intimidasi dan persekusi.

Baca: PBNU Imbau Seluruh Ormas untuk Tak Main Hakim Sendiri

Dengan demikian, para pelaku mendapatkan efek jera dan tidak menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat.

"Aparat kepolisian tidak boleh tinggal diam, harus mengambil langkah-langkah sehingga menimbulkan efek jera bagi para pelaku dan tidak menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat," kata dia.

Zuhairi menjelaskan, dari beberapa kasus intimidasi oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu, diketahui bahwa aksi serupa cenderung berulang ketika polisi tidak mengambil tindakan.

Sebaliknya, jika polisi turun tangan, maka aksi intimidasi bisa dicegah dan kasus ujaran kebencian bisa diselesaikan tanpa menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan.

"Dalam setiap kasus intimidasi, jika polisi bertindak maka kasus itu bisa diselesaikan," kata dia.

Baca: Polisi Akan Tindak Aksi Main Hakim atas Penghinaan Tokoh

"Polisi harus bertindak tegas terhadap ormas supaya peristiwa tersebut tidak terulang kembali dan tentu polisi jangan takut dengan ormas. Harus berani menindak siapapun yang menciptakan suasana teror dan intimidatif," ujar Zuhairi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com