Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Akui Beda Pandangan dengan JK di Pilkada DKI, tetapi Tetap Akur

Kompas.com - 26/05/2017, 10:03 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo membantah isu pecah kongsi antara dirinya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Isu ini menyusul perbedaan pandangan politik antara Jokowi dan Kalla dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Kami dalam rapat-rapat di Istana kemudian makan siang bersama itu hampir setiap hari. Lalu apa lagi yang mau ditanyakan," ujar Jokowi dalam acara 'Jokowi di Rosi' yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (25/5/2017).

Jokowi pun sempat berkelakar ketika ditanya dirinya dan Wapres Kalla kerap 'jalan sendiri-sendiri' dalam hal menjalankan roda pemerintahan.

(Baca: Kalla Yakinkan Publik Hubungannya dengan Jokowi Baik-baik Saja)

"Ya jalan sendiri-sendiri kalau pas Pak Wapres jalan ke London ya sendiri. Saya ke Papua juga sendiri. Memang jalan berdua itu enggak boleh. Rakyat harus tahu," ujar dia sembari tertawa.

Jokowi mengakui memang ada perbedaan pandangan politik antara dirinya dengan Kalla dalam hal Pilkada DKI Jakarta.

Jokowi dengan tegas memosisikan diri tidak memihak ke pasangan calon manapun.

Sementara, Kalla memilih untuk mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Meski diakui berbeda pandangan, lanjut Jokowi, tidak lantas ia dan Wapres Kalla pecah kongsi.

Perbedaan pandangan politik itu merupakan hal wajar dan sejauh ini dapat dikelola dengan produktif.

(Baca: Kalla: Saya Tidak Tahu Pilihan Bapak Presiden)

"Pilihan politik kan boleh-boleh saja berbeda. Tapi dalam keseharian kan bisa lihat sendiri saya dengan Pak Wapres, tiap hari ketemu. Tiap hari diskusi. Kadang makan siang bersama. Ya biasa-biasa sajalah," ujar Jokowi.

Menghabiskan Energi

Namun, ada waktu di mana Jokowi merasa isu pecah kongsi itu menjadi penting dan harus segera diklarifikasi.

Ia berharap, jawabannya ini mampu meredam isu tersebut di publik.

"Itu kan menghabiskan energi kita. Sebetulnya saya juga inginnya tidak masukkan ke pikiran. Tapi kalau semakin berkembang semakin berkembang dan kita tidak jelaskan, itu akan menghabiskan energi kita. Rakyat juga terbawa masuk ke sana," ujar Jokowi.

(Baca: Soal Jusuf Kalla Dukung Anies-Sandi, Ini Kata Jokowi)

"Padahal sekarang kita ini membutuhkan etos kerja yang keras, etos kerja yang tinggi, produktifitas yang tinggi untuk mengejar ketertinggalan kita dengan negara yang lain," lanjut dia.

Jokowi pun meminta masyarakat mulai berbenah diri. Bangun etos kerja yang tinggi disertai rasa optimisme untuk mencapai hasil yang baik serta tidak terpengaruh isu-isu yang tidak produktif.

Kompas TV Nama Wakil Presiden Jusuf Kalla mendadak jadi perbincangan setelah Pilkada DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com