Benar saja, ketika Djarot menutup pidatonya dengan mengatakan, bahwa tahun depan ia dengan pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak menjabat lagi sebagai kepala daerah di DKI, para ibu-ibu sesenggukan menangis.
"Gubernur tahun depan adalah Pak Anies dan Pak Sandi (Anies Baswedan-Sandiaga Uno). Kami titip Bapak dan Ibu sekalian, kepada pemerintah yang akan datang untuk tetap merawat kebinekaan, untuk tetap mengingatkan ini agar tak terjadi lagi di Indonesia," tutur Djarot.
Usai acara berlangsung, rupanya sesi foto-foto belum berakhir. Fans Habibie tak ingin tinggal diam. Mereka pun ramai-ramai berfoto dengan membawa poster, yang isinya mereka mengidolakan si ahli pembuat pesawat terbang itu.
Djarot pun sama, langsung diserbu ibu-ibu. Bedanya, Habibie lebih banyak diajak foto kaum muda, seperti anak Sekolah Menengah Atas (SMA) yang hadir.
Entah apa yang membuat Djarot lebih "digemari" ibu-ibu dibandingkan Habibie. Namun salah seorang keluarga korban Tragedi Mei 1998, Ibu Ruminah, mengatakan bahwa ia sangat puas dengan kinerja Djarot.
"Saya mau ngucapin terima kasih ke Pak Djarot karena kerjanya bagus, bagus sekali. Kebijakannya bagus. Ke depan saya masih ragu apakah Pak Anies dan Pak Sandi bisa kayak Pak Djarot tidak, kalau yang sekarang mah belum tahu," ucap warga Klender, Jakarta Timur itu.
Ibu-ibu lainnya, berterima kasih kepada Djarot karena telah membebaskan biaya retribusi makam korban tragedi Mei 1998.
"Terima kasih, yang di Pondok Kelapa saya minta Surat Keputusan-nya biar tidak dipersulit lagi. Dibebaskan retribusinya terus, mudah-mudahan selamanya pak Djarot. Makasih banyak," ujar Ibu Kus yang disambut tepuk tangan meriah.
(Baca: Habibie Akan Bawa Pesan Keluarga Korban Mei 1998 kepada Jokowi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.