Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Penggulingan Presiden Jokowi?

Kompas.com - 08/05/2017, 08:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

“Benarkah ada upaya makar terhadap Presiden Joko Widodo?”
“Ataukah Allan, hanya mengumpulkan fakta dan kemudian menulis bebas dengan imajinasi dirinya?"

Menurut Anda, kira- kira apa jawabannya?

Sabar...., sebelum menjawab pertanyaan di atas, saya mau ceritakan dulu bagaimana pertanyaan itu muncul dan akhirnya saya mendapat wawancara eksklusif Allan Nairn.

Pertanyaan di atas, adalah pertanyaan saya, sebelum saya memutuskan untuk mengangkat wawancara Allan Nairn.

Berangkat dari keraguan itu, saya kemudian memutuskan bersama tim "Aiman" di KompasTV, untuk mewawancarai Allan Nairn.

Saat dihubungi tim Aiman-KompasTV, Allan sedang berada di Amerika Serikat dan mengatakan akan berangkat ke Indonesia untuk sebuah acara.

Akhirnya kami pun sepakat untuk mengatur wawancara dengannnya, 6 hari pasca-ia menyatakan bersedia diwawancara oleh saya.

Wawancara di perpustakaan

Tempat wawancara pun kemudian menjadi isu. Agar wawancara eksklusif ini menjadi yang pertama pasca-gaduh isu penggulingan Presiden Jokowi di Indonesia, saya memilih tempat di sebuah perpustakaan di kawasan Jakarta Pusat.

Di sana saya pun akhirnya melakukan wawancara dengan Allan Nairn, wartawan yang sudah hampir 40 tahun berkarier sebagai jurnalis investigatif, alias wartawan yang gemar melakukan peliputan terkait penyelidikan.

Allan banyak memilih topik seputar pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karenanya tak aneh, kalau ia kerap bergesekan dengan pihak militer di medan perang.

Salah satu karya Allan adalah tentang insiden di makam Santa Cruz, Dili, Timor-timor tahun 1991. Di makam tersebut, tewas lebih dari 200 orang yang merupakan warga Timor Timur pro kemerdekaan. Ratusan lainnya hilang.

Sejak saat itu Allan kerap menulis tentang perang di Timor Timur. Tahun 1999 ia pernah ditahan tentara Indonesia di Timor Leste yang saat itu bernama Timor Lorosae. Saat para jurnalis dievakuasi setelah referendum, Allan malah memilih tinggal di daerah yang sedang bergejolak itu.

 

Tak kapok, Allan kembali lagi ke Indonesia tahun 2009 mengkritisi soal operasi militer di Aceh. Terakhir, sebelum tahun 2017 ini, ia datang tahun 2014 menjelang Pemilihan Presiden untuk kembali mengingatkan soal tak tuntasnya pelanggaran HAM di peralihan masa reformasi tahun 1997-1998.

Isu Makar

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com