Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Emosional Tak Tergantikan

Kompas.com - 06/05/2017, 00:00 WIB

Para ahli memprediksi kecerdasan buatan akan menggantikan sejumlah profesi, di antaranya pemandu wisata. Teknologi itu memungkinkan pelancong berwisata mandiri.

Kenyataannya tidak seluruhnya benar. Terbukti sebagian pemandu wisata tetap menjadi andalan. Kedekatan emosi mereka dengan para pelancong menjadi daya tarik yang tak tergantikan.

Meski demikian, di sektor pariwisata, ada pula yang terpengaruh oleh kecerdasan buatan. Di jalur menuju kawasan Songgoriti, Batu, Jawa Timur, misalnya, dulu banyak didapati makelar hotel. Mereka berdiri di sepanjang jalan menawarkan vila dan hotel murah kepada pengunjung. Kini lambat laun jumlah mereka mulai berkurang. Peran mereka diambil alih oleh promosi lewat gadget.

Sebagian pemilik vila di Batu kini juga memanfaatkan media sosial ataupun aplikasi di telepon pintar untuk mencari konsumen. Salah satunya Raynanda Bimantoro (28), pemilik vila di daerah Flamboyan, kawasan wisata Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu.

Saat ditemui, Rabu (3/5), Raynanda bercerita bahwa ada perubahan tata cara pemasaran di bisnis vilanya. Sebelumnya ia dan sesama pemilik vila memakai cara konvensional dengan memanfaatkan jasa makelar serta memasang pengumuman di papan bertuliskan nomor telepon dan kamar kosong. Namun, kini mereka memanfaatkan media sosial, seperti Whatsapp, hingga situs pemesanan hotel.

Meski mulai berkurang, peran makelar tetap dibutuhkan, terutama untuk memandu tamu yang ingin melihat dulu kondisi dan fasilitas kamar.

Cukup disentuh

Kemajuan teknologi juga diadopsi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pemkab Banyuwangi mengenalkan aplikasi Banyuwangi In Your Hand yang bisa diunduh di telepon pintar.

Aplikasi tersebut berisi informasi lengkap kota wisata. Hanya butuh sentuhan jari, wisatawan bisa mendapatkan peta, gambar, hingga harga menu restoran ternama dengan foto 360 derajat.

Namun, tetap saja, di tempat-tempat wisata tertentu pemandu lokal dibutuhkan. Sebab, hubungan dengan pemandu ada sentuhan emosi dan kedekatan. Peran itu tidak bisa digantikan oleh mesin kecerdasan apa pun.

Para pelancong di Kawah Ijen, misalnya, sangat menggemari pemandu wisata lokal dari Banyuwangi, terutama mantan petambang belerang. Beberapa dari mantan petambang itu ada yang fasih berbahasa Perancis dan Inggris meski hanya lulusan sekolah dasar. Bagi para wisatawan, mereka tak hanya pemandu, tetapi bagian dari wisata itu sendiri.

"Menyenangkan jika ditemani pak pemandu petambang. Cerita hidup mereka menggugah saya," kata Melani Agyar (30), pengunjung Ijen.

Hal yang sama dirasakan Wahyu Nurdiyanto (37), wisatawan dari Malang, Jawa Timur. Bertemu masyarakat lokal dan mengenal kehidupan lebih dekat dengan mereka menjadi bagian dari perjalanan wisata di Banyuwangi.

Di Kota Malang, usaha penyedia jasa wisata tak tampak surut, bahkan kian ramai. Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Malang Muhammad Anshori mengatakan, pada tahun 2008, saat dirintis pertama kalinya, jumlah pemandu wisata hanya 16 orang. Tahun ini anggotanya bertambah menjadi 50 orang.

"Selama ini Kota Malang adalah kota tempat tinggal orang Belanda era zaman kolonial. Tugas pramuwisata adalah untuk menjelaskan dan memfasilitasi wisata 'kenangan wisatawan'," kata Anshori.

(Baca juga: Stephen Hawking: Kecerdasan Buatan Mengancam Umat Manusia)

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com