Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Dapat Karangan Bunga Dukungan Usut Kasus E-KTP

Kompas.com - 05/05/2017, 11:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat kiriman karangan bunga dengan isi dukungan pengusutan kasus korupsi proyek e-KTP. Jumlah bunga yang dikirimkan mencapai belasan papan.

Pantauan Kompas.com, Jumat (5/5/2017), karangan bunga yang dikirimkan tersebut semuanya berasal dari satu organisasi lembaga swadaya masyarakat (LSM) bernama Pekat IB (Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu).

(baca: Mabes Polri Terima Lebih dari 1.100 Karangan Bunga)

Karangan bunga itu diletakan di depan gedung baru atau gedung KPK merah putih. Hampir semua karangan bunga bertuliskan dukungan bagi KPK.

Di antaranya berbunyi "Pekat IB Mendukung KPK Tangkap dan Penjarakan Koruptor Save KPK DPD Pekat IB Jakarta Selatan Samsul akbar", "Pekat IB Mendukung KPK Pekat Bersama KPK Kuat Save KPK DPW Pekat IB Jabar", "Pekat IB Mendukung KPK Bongkar Semua Skandal Mega Korupsi, Save KPK DPW Pekat IB Sulsel" dan lainnya.

Hidayat, salah satu anggota Pekat IB yang mengantar bunga di lokasi mengatakan, karangan bunga tersebut dikirimkan oleh Pekat sebagai bentuk dukungan untuk KPK mengusut kasus korupsi, seperti korupsi e-KTP.

"Ini bentuk dukungan Pekat untuk KPK dalam menangani kasus korupsi e-KTP," kata Hidayat, di depan gedung KPK, di Jakarta, Jumat (5/5/2017).

(baca: Pimpinan DPR: "Demam" Karangan Bunga Jangan "Overdosis")

Pihaknya mengaku sudah mendapat izin dari KPK untuk meletakan karangan bunga di depan gedung. Hidayat menyebut, karangan bunga yang dikirimkan hari ini berjumlah 13 buah.

"Kemarin satu sudah, sekarang ada tiga belas. Jadi sudah empat belas," ujar Hidayat.

Pengirim seluruh karangan bunga itu hanya dari Pekat IB. Ia tidak tahu berapa nilai harga semua karangan bunga tersebut.

"Saya cuma mengantar," ujar Hidayat.

Pekat IB, lanjut dia, merupakan organisasi yang fokus ke masalah penegakan hukum. Ia mengatakan, belum lama ini Pekat IB melakukan aksi demo terkait korupsi e-KTP.

Karangan bunga ini, kata dia, bukan terinspirasi dari kiriman karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

"Bukan ikut-ikut, kita sudah aksi lebih dulu," jawab Hidayat.

Kompas TV Tidak hanya di Mabes Polri dan Balai Kota, karangan bunga ucapan terima kasih juga berdatangan ke Istana Kepresidenan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com