JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diminta segera memprakarsai upaya dialogis di Papua untuk mewujudkan kondisi yang kondusif dan damai.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Bandung Mangadar Situmorang, mewakili Forum Akademisi untuk Papua Damai dalam focus group discussion yang digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Pernyataan tersebut diungkapkan Mangadar menangapi upaya percepatan pembangunan di Papua.
(Baca: Reaksi Jokowi Saat Ditanya soal Kebebasan Pers di Papua)
"Kami tahu bahwa Jokowi memberikan prioritas bagi percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk di Papua. Pembangunan ini membawa implikasi-implikasi yang harus dicermati," ujar Mangadar.
Mangadar menyoroti potensi konflik yang timbul atas percepatan pembangunan di Papua. Oleh karena itu, harus diambil langkah agar konflik yang timbul bisa diantisipasi.
"Pelaksanaan pembangunan mustahil bisa berlangsung sesuai rencana tanpa perdamaian. Pembangunan akan sulit diwujudkan dalam situasi konflik," kata Mangadar.
"Kami sepakat bahwa kebijakan percepatan pembangunan di Papua harus didasarkan pada kondisi damai. Dengan kata lain, kami mau mengatakan bahwa perdamaian di tanah Papua merupakan prasyarat utama bagi percepatan pembangunan di tanah Papua," tambah dia.
Sementara Guru Besar Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Gajah Mada Purwo Santoso menyebut kondisi Papua saat ini sudah berubah.
Berbagai masalah yang ada di dalamnya semakin kronis. Namun, situasi yang seperti itu tidak direspons pemerintah secara proporsional.
Purwo menyinggung dana otonomi khusus bagi Papua yang salah satu penggunaannya untuk membiayai pendidikan.
(Baca: Jokowi Akan Temui Masyarakat Adat dan Pengusaha Papua)
Menurut dia, alokasi dana untuk pendidikan itu telah menghasilkan generasi muda yang terdidik dan memiliki kapasitas mengatasi masalah lebih tajam dalam berfikir dan juga mahir menggalang suara.
"Ketika itu tidak terantisipasi dengan baik maka pembiaran dalam penangannya itu sama dengan membiarkan situasi semakin buruk dan akan menjadi ledakan konflik yang sulit untuk dikelola," kata dia.
Menurut dia, upaya meredam potensi konflik memang sulit namun tetap bisa dilakukan dengan terus mendorong terjadinya komunikasi dialogis. Sehingga, muncul rasa saling percaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.